Menggali Potensi Wisata di Pulau Weh Selain Wisata Bahari

(ist)

Sabang (KANALACEH.COM) – Sabang memiliki potensi wisata Bahari yang memang sudah sangat dikenal dengan lautan biru dihiasi terumbu karang dan ikan berwarna-warni.

Pesona alam bawah laut menjadi salah satu senjata kota ini untuk menjadi daerah tujuan wisata. Meski sebenarnya Sabang, memiliki potensi wisata yang bukan hanya wisata bahari saja karena banyak potensi lain seperti wisata alam budaya dan seni yang perlu digali lebih jauh.

Topik seputar wisata lain di kota Sabang menjadi perbincangan di kegiatan Jaring Opini Publik di Kota Sabang yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Aceh di Zero Café Pantai Kasih Sabang, Jumat (13/09). Dengan menghadirkan narasumber Faisal Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sabang dan Risman A Rahman salah seorang Praktisi Media.

Sebagai contoh adalah wisata alam hutan Iboih, yang mana hutan ini luasnya 1300 hektar dan juga sebagai salah satu hutan lindung di Pulau Weh, memiliki hutan tropis dan lebat namun menyenangkan bagi wisatawan yang menyukai berjelajah hutan. Kemudian wisata sejarah Benteng Jepang dan Belanda. Selama perang dunia ke II, Pulau Weh merupakan lokasi strategis karna letaknya persis di mulut Selat Malaka.

Sabang juga memiliki banyak macam bahan baku yang dapat dimanfaatkan untuk me­ning­katan ekonomi rakyat, antara lain ceng­keh, kelapa yang jika diolah akan menjadi produk ekonomi kreatif dan memberikan pe­ningkatan ekonomi rakyat.

Pemerintah Kota Sabang sendiri juga masih terus melakukan pembenahan dengan pembangunan infrastuktur dan berbagai fasilitas pendukung. Termasuk mendorong peran masyarakat dengan menjaga kebersihan lingkungan.

“Pentingnya kebersihan bagi daerah tujuan wisata dan ini sudah dimulai dari gampong sendiri adanya komunitas terawah sebagai pengerak,” Kata Faisal Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sabang.

Sehingga Sabang akan bergerak sebagai kota pariwisata yang tak hanya indah namun menjadi kota wisata yang bersih dan ramah lingkungan. “Pemerintah adalah katalisator,” kata Risman A Rahman.

Kegiatan ngopi ini diselingi dengan penampilan akustik dari Djati Project, kuis dan sesi interaktif yang dihadiri oleh 150 orang partisipan dari perwakilan siswa, mahasiwa, masyarakat dan LSM yang disiarkan langsung oleh Djati FM Banda Aceh dan Citis FM Kota Lhokseumawe. [Fahzi/rel]

Related posts