Pasutri di Aceh Besar Kompak Jadi Pengedar Sabu

Dok. Polresta Banda Aceh

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Personel Polresta Banda Aceh menangkap pasangan suami istri (pasutri) di Kecamatan Darul Imarah, karena kedapatan jual sabu. Kedua pasutri tersebut ialah berinisial SW (28) dan AN (30).

Kasat Resnarkoba AKP Boby Putra Ramadan Sebayang mengatakan, kedua tersangka ditangkap di rumahnya. Mereka menjalankan bisnis haram itu karena faktor ekonomi.

“Mereka berdalih untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka,” kata Boby dalam keterangannya, Kamis (7/11).

Mereka ditangkap karena laporan dari masyarakat, bahwa keduanya kerap memperjual belikan sabu. Sehingga, masyarakat sekitar resah dan melaporkannya ke polisi.

Mendapat laporan itu, pihak kepolisian langsung bergerak dan menangkap pelaku. Dari hasil penyelidikan, tersangka SW mengakui memperoleh sabu dari RE (DPO) di Sigli. Dia mengambil barang haram tersebut sebanyak dua kali dengan jumlah berbeda.

Pertama, SW membeli sabu seberat 5 gram dengan harga Rp 3,3 juta pada Sabtu (2/11) lalu. Empat hari berikutnya, dia kembali membeli 10 gram sabu seharga Rp 6,6 juta.

“Untuk keterlibatan isteri SW yang bernama AN adalah barang bukti yang diperoleh SW yang pertama, dititipkan ke AN sebanyak tiga bungkus kecil. Barang bukti tersebut ada dijual oleh AN sebanyak dua bungkus, sementara itu barang bukti pembelian pertama masih tersisa satu bungkus lagi,” ujar Boby.

Keduanya tersangka kini diamankan di Mapolresta Banda Aceh untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Keduanya dijerat dengan Pasal 112 ayat 1 subs dari Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun penjara. [Randi]

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Freediving atau berenang bebas di lautan menjadi favorit banyak wisatawan untuk menikmati surga wisata bahari di Indonesia. – Aktivitas menyelam tanpa tabung ini juga terbilang ekstrem. Salah satu lokasi freediving yang cukup menjanjikan ialah di Teluk Balohan, Sabang. – Event Sabang International Freediving Championship 2019 (SIFC) ini juga diikuti 40 atlet dari 16 negara. Event ini berlangsung sejak 2-7 November 2019. – Mereka menjajal ‘surga’ bawah laut Sabang dengan kedalaman bervariasi hingga 100 meter, tanpa tabung oksigen. Lantas bagaimana tanggapan mereka tentang menyelam di bawah laut Sabang? – Mariko Kaji, atlet Freediving dari Jepang mengakui teluk Balohan yang dinilainya memiliki kelebihan tersendiri untuk lokasi freediving. Apalagi, airnya hangat, arus air tidak begitu kencang dan permukaan air yang tenang, membuat para penyelam bisa menikmati menyelam dengan nafas tunggal. – “Airnya hangat, enggak ada arus dan sangat bisa (untuk pemula), yang jelas enggak ada arus, permukaannya tenang dan aman untuk freediving,” kata Mariko kepada kanalaceh.com saat ditemui di arena SIFC, Balohan, Kamis (8/11). – Sementara itu, Surya Lecona dari Mexico mengatakan, Sabang menjadi tempat yang asyik untuk menyelem. Selain kejernihan airnya, ia juga mengagumi adat budaya yang ada di Sabang, seperti tradisi tarik pukat. – “Disini enak, nyaman, performance kami di bawah laut bisa stabil, ini tempat paling bagus (lokasi freediving balohan) menurut saya,” ucapnya. – – 📹 SIFC/Victor Yuslih – @danirandii – – #aceh #sabang #balohan #freediving #sea #japan #mexico #korea #china #newzealand #amerika #pidie #bandaaceh #pulaubanyak #wonderfulindonesia #pesonaindonesia #thelightofaceh #disbudparaceh #naganraya #pulaubanyak #langsa #lhokseumawe #subulussalam #abdya #acehutara

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts