Naik Kapal Mau Rayakan Maulid, Enam Orang Sekeluarga Tewas Tertembak

Gembong narkoba jaringan Malaysia ditembak mati di perbatasan Aceh
Ilustrasi penembakan.

(KANALACEH.COM) – Kepolisian Nasional Sabah menemukan tewasnya satu keluarga yang beranggotakan enam orang termasuk dua orang perempuan dan seorang anak. Mereka dilaporkan ditembak hingga tewas dan ditemukan di dalam kapal di bagian selatan perairan Filipina.

Dicukil dari laman VIVAnews, Kepala Polisi Sabah Omar Mammah membenarkan temuan tragis tersebut. Mereka ditemukan di pulau Denawan, Semporna, Sabah. Polisi mengkonfirmasi hal tersebut pada 10 November 2019.

Menurut polisi, para korban diduga akan bertolak ke Siasi di bagian selatan Filipina untuk memperingati hari Maulid Nabi dengan keluarga mereka.

“Diduga orang-orang dari kapal tak dikenal mendekat kapal yang ditumpangi para korban dan menembak mereka,” kata Omar Mammah.

Penembakan brutal itu makan korban jiwa hingga enam orang. Sementara dua orang lagi berhasil bersembunyi dan akhirnya ditemukan masih bernyawa.

Disebutkan, keluarga yang sedang menunggu mereka khawatir karena para korban tak juga tiba di tujuan. Seharusnya mereka sudah bertemu. Pihak keluarga kemudian melaporkan kepada polisi dan polisi melakukan pencarian hingga menemukan kapal terombang-ambing di perairan selatan Filipina yang di dalamnya terdapat mayat bergelimpangan.

“Keluarga sudah membawa mereka ke pulau Denawan untuk dikuburkan di sana sebelum berita ini tersebar dan membuat laporan polisi,” katanya. []

 

View this post on Instagram

 

Jakarta (KANALACEH.COM) – Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menegaskan sudah memutuskan untuk mengambil alih pengelolahan Blok B di Aceh Utara dari tangan PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Diketahui sebelumnya, kontrak Pertamina Hulu Eenergi North Sumatera B (PHE NSB) sudah berakhir sejak 3 Oktober lalu. Atas kebijakan pemerintah, Kementrian ESDM melanjutkan kontrak selama 45 hari kerja, sebelum diputuskan apakah kontrak PHE NSB dilanjutkan atau tidak. Nova mengakui, sejak setahun terakhir pihaknya sudah berunding dengan Kementrian ESDM dan PHE NSB. Namun, tidak ada titik temu. Kementrian meminta agar kontrak itu menggunakan skema Groos Split (bagi hasil kotor) Sementara Pemerintah Aceh menginginkan kontrak dengan skema Cost Recovery. Setelah bernegosiasi, kata dia, Pertamina Hulu Energi tetap ‘ngotot’ untuk menggunakan skema Groos Split. “Kita sudah memutuskan mengambil alih pengelolaan blok B. Setahun kita bernegosiasi, tapi Pertamina Hulu Energy tetap kekeh kepada skema groos split, sementara kita berdasarkan aturan UU diberi kekhususan, kita minta Cost Recovery,” kata Nova Iriansyah kepada wartawan di Jakarta, Senin (11/11). Baca: BPMA Inginkan Kontrak PHE NSB Diperpanjang melalui Cost Recovery Pengambil alihan Blok B tersebut, sudah dilakukan konsultasi sebelumnya dengan DPR Aceh. Maka, Pemerintah Aceh tetap akan mengambil alih pengelolaannya. Sebenarnya, kata Nova, ini hal biasa saja, karena aturannya sudah mendukung tapi harus ada proses untuk itu. Menurutnya, jika Aceh tidak mampu mengelolanya, pihaknya berencana akan berpartner dengan pihak ketiga untuk bisa mengelola Blok B tersebut. “Pemerintah pusat sedang mengkaji, termasuk berkonsultasi dengan SKK Migas dan BPMA. Kita berharap konsultasi itu akan memberi ruang kepada kita untuk itu,” ujarnya. [Randi] #aceh #acehbarat #acehtimur #acehtengah #acehbesar #acehbesar #acehselatan #abdya #acehtenggara #acehtamiang #blokb #pemerintah #phe #esdm #pengalihan #dpraceh #kontrak #costrecovery

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts