Sabang dan Kemenristek Kerjasama Kembangkan SDM Kesehatan

Sabang kerjasama dengan kemenristekdikti. (ist)

Sabang (KANALACEH.COM) – Pemerintah Kota Sabang dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Kementerian Riset dan Teknologi menandatangani nota kesepahaman dan perjanjian kerjasama, dalam upaya pengembangan sumber daya manusia dan pendampingan penelitian.

Walikota Sabang Nazaruddin mengatakan kerjasama itu dilakukan dalam bentu pengembangan SDM dan pendampingan penelitian pada penyakit malaria serta penyakit infeksius lainnya seperti DBD dan hepatitis.

“Pemerintah Kota Sabang melalui Dinas Kesehatan terus melakukan berbagai upaya dalam melakukan peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun Puskesmas yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” katanya di Sabang, Senin (3/2).

Penandatanganan itu berlangsung di ruang kerja Walikota Sabang, bersama Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio dan turut hadir Asisten II Sekda Kota Sabang Kamaruddin dan pejabat lainnya.

Kamaruddin menyebutkan kesepakatan ini merupakan salah satu inovasi yang bertujuan untuk mendeteksi dini terhadap penyebaran virus plasmodium knowlesi yang menginfeksi monyet.

Kata dia, hal demikian merupakan upaya pencegahan. Katanya bukan berarti Kota Sabang telah terinfeksi virus tersebut, namun ini merupakan inovasi Pemko Sabang dalam rangka mengantisipasi penyebarannya.

“Sebagai kota wisata bisa saja terjangkit virus tersebut melalui wisatawan atau turis yang berkunjung ke Sabang, maka pencegahan dini perlu dilakukan untuk antisipasi,” katanya.

Menurut dia, kerjasama ini melibatkan berbagai instansi vertikal, terutama Kantor Kesehatan Pelabuhan, RSAL, dan beberapa instansi lainnya. Dalam hal ini Puskesmas dan rumah sakit yang menjadi ujung tombak pelaksanaan kegiatan di lapangan dalam menciptakan layanan kesehatan yang lebih baik.

Sementara itu, Prof Amin Soebandrio mengatakan tindak lanjut dari kerjasama bidang kesehatan dan kedokteran ini dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk mendeteksi penyebaran virus dan melakukan pencegahan sejak dini.

Kata dia, ruang lingkup nota lesepahaman ini mencakup penyelenggaraan penelitian dan pelatihan terhadap virus malaria knowlesi dan hepatitis, penyelenggaraan kegiatan ilmiah, seminar, lokakarya, dan peningkatan pengembangan kompetensi SDM dalam kegiatan penelitian terhadap genetika populasi dan penyakit infeksi di Sabang.

“Penelitian yang dikerjakan mencakup penelitian zoonosis malaria yaitu infeksi malaria yang awalnya menginfeksi hewan dalam hal ini infeksi plasmodium knowlesi yang menginfeksi monyet dan dapat menginfeksi manusia karena adanya faktor nyamuk pembawa yaitu nyamuk Anopheles,” katanya.

Tambah dia, penelitian ini akan melibatkan beberapa Puskesmas di Kota Sabang seperti Puskesmas Sukajaya, Puskesmas Sukakarya, Puskesmas Iboih, dan Puskesmas Cot Ba’u.

“Diharapkan dengan penelitian bersama ini dapat tetap menjaga dan meningkatkan tahap pemeliharaan Kota Sabang yang telah mencapai tahap eliminasi malaria sejak 2014 lalu,” katanya. [RED]

Related posts