Penerbangan RI-China Disetop, Warga Aceh di Guangzhou Khawatir Tak Bisa Pulang

Bandara di China. (HIS Travel)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Pemerintah Indonesia memutuskan menunda seluruh penerbangan dari dan ke seluruh wilayah China. Hal itu membuat seorang warga Aceh yang berada di China khawatir tidak bisa kembali.

Seorang warga Aceh yang juga anggota DPR Aceh, Asrizal Asnawi yang sedang berada di rumah sakit di Kota Guangzhou, khawatir tidak dapat kembali ke Aceh akibat kebijakan tersebut.

Asrizal terbang ke China untuk mendampingi adik kandungnya berobat di rumah sakit St Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Dia sudah beberapa hari berada di kota tersebut.

“Kalau pemerintah mau memang bisa mengklasifikasikan tujuan datang dan pergi orang ke indonesia atau china tidak menggenaralisir seperti saat ini. Kamikan warga indonesia juga, kalo kenegara sendiri kami tidak bisa pulang terus kami harus kenegara mana?,” kata Asrizal saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (4/2).

Kata dia, masih ada beberapa orang lainnya yang terpaksa harus bertahan di sana akibat regulasi tersebut. Dirinya, saat ini masih belum bisa oukang karena proses pengobatan saudaranya yang sedang berlangsung.

Di rumah sakit St Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou itu, ada sekitar tujuh keluarga lagi, yang termasuk pasien dan pendampingnya.

Namun, kata dia, ada pula yang sudah terlanjur pulang kemudian tak bisa kembali lagi untuk melanjutkan proses perobatan. “Padahal kami cukup steril di rumah sakit dengan regulasi yang di buat oleh pihak rumah sakit sendiri,” ujarnya. [Randi]

 

View this post on Instagram

 

Singkil (KANALACEH.COM) – Tiga keluarga penerima manfaat (KPM) program keluarga harapan (PKH) di Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil mengundurkan diri dari program bantuan sosial tersebut. Mereka memilih mundur lantaran sudah mampu membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Ketiganya terdaftar sebagai penerima bantuan PKH sejak tahun 2018. Pendamping PKH Kecamatan Simpang Kanan, Summa Wardaya Mussi mengatakan, dua keluarga yang mundur merupakan isteri dari Kepala Desa Pertabas dan Kuta Batu yang baru dilantik pekan lalu. Sementara satu warga lainnya merupakan warga Desa Pangi. “Sukahati (41) merupakan isteri dari Kepala Desa Kuta Batu dan Masanna (41) merupakan isteri Kepala Desa Pertabas, serta Saumi Rafni (34) warga Desa Pangi,” kata Summa di Simpang Kanan, Senin (03/2). Menurut Summa, niatan mundur dari isteri kepala desa tersebut sebenarnya sudah lama diutarakan sejak suaminya mencalonkan diri jadi kepala desa, namun baru hari ini terlaksana. “Sudah ada niatan mau keluar itu pas suaminya mau calon kepala desa, namun baru pada hari ini terlaksana,” ungkap Summa. Baca: RSUD Aceh Singkil Sudah Terisi Dokter Spesialis Kandungan Sementara Sukahati, isteri kepala Desa Kuta Batu menuturkan, keluar dari penerima bantuan PKH karena sudah mampu membiayai kebutuhan hidup sehari-hari setelah suaminya menjadi Kepala Desa. Ia meminta kalau bisa bantuan PKH dialihkan ke warga yang kurang mampu di desanya. Baca: Tes SKD CPNS Usai, Dulmusrid Apresiasi Kinerja BKPSDM Aceh Singkil “Kemudian agar silaturahim tetap terjaga, saya juga minta selalu diikutkan pertemuan PKH, meski sudah tidak terdaftar lagi sebagai penerima bantuan,” katanya. Sementara Saumi Rafni warga Desa Pangi, kata Summa, keluar dari penerima bantuan PKH karena sudah memiliki usaha sendiri yakni berjualan kue. Baginya itu sudah mampu menambah penghasilan suaminya. Baca: Singkil Dilanda Banjir 96 Rumah Warga Terendam Selengkapnya di www.kanalaceh.com #acehbarat #acehtenggara #acehutara_lhokseumawe #acehsingkil #acehtamiang #aceh #acehgayo #acehtimur #acehbesar #acehselatan #abdya #singkil #banjir #dana #bantuan #pkh #desapangi #kepaladesa #tolakbantuan

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts