Perahu Nelayan di Pulo Nasi Disemprot Cairan Disinfektan

Tim Dompet Dhuafa menyemprot disinfektan ke kapal nelayan. (ist)

Aceh Besar (KANALACEH.COM) — Pulau Nasi merupakan wilayah dengan masyarakat yang mayoritas bekerja di sektor informal. Salah satu yang terbanyak adalah nelayan. Beberapa diantaranya bekerja di pasar ikan.

Ketika himbauan pemerintah datang, mereka tidak serta merta bisa berhenti berlayar, dan berdiam di rumah. Sepertihalnya pekerja sektor informal lainya, nelayan mengharuskan diri untuk terus ke luar rumah untuk mengisi pemasukan harian. Tanpa berlayar, nelayan tidak bisa mendapatkan nafkah untuk keluarganya.

Dompet Dhuafa Aceh melalui posko Covid-19 yang didirikan di Pulau Nasi, mengadakan progam Cekal (Cegah Tangkal) Covid-19. Salah satu yang dilakukan yaitu dengan penyemprotan kapal nelayan dengan cairan desinfektan.

Dengan dimotori oleh para relawan, desinfektan disemprotkan diseluruh bagian kapal. Terutama sisi-sisi yang sulit dijangkau untuk dibersihkan. Penyemprotan desinfektan dimaksudkan, untuk membunuh bakteri atau kotoran yang masih menempel dalam kapal. Sebagai salah satu langkah pecegahan bagi nelayan agar meminimalisir kemungminan untuk tertular.

“Tidak hanya berhenti di penyemprotan. Nelayan pun mendpatkan layanan pemeriksaan suhu, baik sebelum dan sesudah berlayar. Penyemprotan sendiri dilakukan dua kali. Dengan adanya penyemprotan desinfektan, nelayan pun lebih nyaman dan aman,” kata dr. Nuril Annissa Niswanto, selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Aceh, dalam keterangannya, Sabtu (11/4).

“Saya merasa nyaman disaat harus tetap berangkat, kapal pun sudah steril karena sudah disemprot cairan desinfeksi. Sebelum bernagkat dan pulang juga dicek suhu tubuh terlebih dahulu, terimakasih donator, terimakasih Dompet Dhuafa,” terang Ashar salah satu nelayan yang kapalnya disemprot disinfektan. [Randi/rel]

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Sebanyak 97 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Aceh yang bekerja di Malaysia pulang ke tanah air, sejak Kamis hingga Jumat 9-10/04 kemarin. “11 orang pulang via laut dari Labuhan Batu Utara dan kita dibantu Pemkab sana. Sisanya pulang dengan empat penerbangan dari Kualanamu Deliserdang,” kata Ruslan Armas, Kepala Perwakilan Pemerintah Aceh di Medan Sumatra Utara, Sabtu (11/4). Ruslan mengatakan, seluruh masyarakat Aceh itu telah melalui prosedur pemeriksaan khusus sebelum melanjutkan perjalanan ke Aceh. Dari Kualanamu, pemerintah Aceh membawa rombongan pertama yang tiba pagi hari ke Candika di Deliserdang untuk diperiksakan kesehatan sesuai prosedur. Sementara tiga rombongan lainnya diperiksa di Polonia Medan. “Kita fasilitasi penuh. Usai pemeriksaan yang sesuai dengan prosedur kesehatan, mereka kita pulangkan langsung ke daerah masing-masing. Dua dari 97 orang tersebut dua orang adalah anak-anak, dari Aceh Utara,” sebutnya. Ruslan merinci, asal daerah dari TKI itu, yakni: Banda Aceh (6), Pidie (8), Pidie Jaya (4), Bireun (15), Aceh Tengah (1), Lhokseumawe (4), Aceh Utara (18), Aceh Timur (13), Langsa (5), Aceh Tamiang (11), Aceh Tenggara (2), Aceh Selatan (4), Aceh Barat (1), Aceh Barat Daya (4) dan Nagan Raya (1). selanjutnya baca di www.kanalaceh.com #bandaaceh #acehbesar #acehjaya #acehbarat #naganraya #abdya #acehselatan #subulussalam #acehsingkil #pidie #pidiejaya #bireuen #acehutara #lhokseumawe #acehtimur #langsa #acehtamiang #gayolues #acehtengah #benermeriah #sabang #tki #malaysia #pulkam #mudik #isolasidiri #physicaldistancing #dirumahaja #dampakcorona #covid19

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts