Belum Semua Sekolah di Aceh Singkil Terapkan Belajar Secara Online

Ilustrasi, Siswa di Aceh Singkil. (Kanal Aceh/Khadafi)

Aceh Singkil (KANALACEH.COM) – Sudah sebulan, penerapan belajar dirumah kepada siswa dari tingkat PAUD hingga SMP yang diterapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Singkil.

Namun hingga kini masih sangat minim sekolah yang menindaklanjuti model belajar dari rumah dikontrol dengan menggunakan teknologi.

“Sampai saat ini mereka (sekolah) belum melaporkan kepada kita, mana sekolah yang bisa menindaklanjuti model tetap belajar dari rumah, dikontrol dengan menggunakan teknologi,” kata Khalilullah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Singkil saat dikonfirmasi, Sabtu (18/4).

Untuk Aceh Singkil kata Khalil, pihaknya belum memonitor, mana yang sudah melakukannya. Termasuk buku yang sejak awal diinstruksikan saja, bagaimana hasil tindak lanjutnya, hingga kini belum ada laporan.

Pihaknya berencana akan menyurati kepala sekolah, bagaimana menindaklanjuti surat edaran belajar dirumah seperti apa diterapkan oleh sekolah. “Mau kita verifikasi itu dulu, mungkin bisa sebagian SD dan SMP saja, kalau PAUD tidak mungkin,”

Namun demikian saat ini, Khalil mengungkapkan, beberapa sekolah diakuinya sudah ada yang melaporkan, karena sejak awal sekolah sudah mengumpulkan perwakilan orang tua terkait jalur komunikasi lewat Whatsapp.

“Itu yang saat ini sudah mereka jalankan, paling tidak kalau ada informasi seperti dari Kemendikbud dengan TVRI, bisa kita sampaikan ke orang tua dengan meneruskan rilis dari Kemendikbud,” ungkap Khalil. [Khadafi]

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Empat karyawan yang bekerja di sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan sekolah tinggi di Banda Aceh, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak. Diduga, penyebab PHK tersebut karena pekerja itu meminta agar adanya penyediaaan hand sanitizer di yayasan itu. Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Aceh, Habibie Insuen membenarkan adanya pekerja yang di PHK secara sepihak. Bahkan, PHK itu dilakukan pihak yayasan hanya secara lisan tanpa adanya surat dan sebagainya. Habibie menjelaskan, keemapt orang itu melaporkan kejadian itu ke Trade Union Care Center (TUCC) dan posko Covid-19 pekerja yang ada di Banda Aceh. Dalam aduannya, mereka di PHK karena meminta disediakan hand sanitizer. Tapi, pihak perusahaan meresponnya dengan tidak baik. “Alasan di PHK karena mereka meminta agar di kantor tempat mereka bekerja disediakan hand sanitizer pada akhir Maret lalu. Namun diabaikan oleh pimpinan bahkan disentil dengan bahasa tidak perlu takut corona,” ujar Habibie saat dikonfirmasi, Jumat (17/4). Hal tersebut, kata Habibie membuat mereka mengambil sikap untuk tidak masuk hingga tiga hari. Dengan harapan, nantinya dapat disediakan alat pencegahan virus corona. selanjutnya baca di www.kanalaceh.com #bandaaceh #acehbesar #acehjaya #acehbarat #naganraya #abdya #acehselatan #subulussalam #acehsingkil #pidie #pidiejaya #bireuen #acehutara #lhokseumawe #acehtimur #langsa #acehtamiang #gayolues #acehtengah #benermeriah #sabang #pekerja #PHK #handsanitizer #tidakadil #cegahcovid19 #antisipasi #pencegahan #pimpinan #perusahaan

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts