Tidak Pro Milenial, Wajah Lama Masih Hiasi Struktur DPD Golkar Aceh 

Direktur Aktivis Milenial Aceh, Fakhrurrazi. (ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kepengurusan DPD I Partai Golkar Aceh periode 2020-2025 dinilai minim keterwakilan kaum milenial.

Direktur Aktivis Milenial Aceh, Fakhrurrazi menilai susunan Kepengurusan DPD I Partai Golkar Aceh tidak pro milenial. Karena memang dari struktur pengurus harian, kata dia mulai dari ketua DPD sampai wakil bendahara, hanya 5 orang yang masuk kategori milenial (kelahiran 80an sampai dengan 2000an awal).

Untuk mendapatkan perhatian “Kids Zaman Now” Fakhrur, menyarankan DPD I Golkar Aceh, harus lebih kreatif dalam berkomunikasi. Bila tidak, parpol tidak akan dilirik dan perolehan suara mereka akan terus berkurang dalam setiap pemilu.

Memang, belum ada survei yang menguatkan bahwa dengan merebut pemilih milenial mereka akan memenangkan pemilu. Ia berpendapat investasi terhadap mereka harus dimulai sejak dini.

“Investasi terhadap generasi milenial harus segera dilakukan, apa bila perlu, evaluasi struktural yang baru saja di SK-kan beberapa waktu lalu, itu lebih baik. Tentu ini akan menjadi kekuatan determinan di Pemilihan Kepala Daerah 2022 mendatang. Karena itu orientasi mereka perlu dibentuk dari sekarang,” kata dia melalui pesan tertulisnya Minggu (14/6).

Milenial juga dikenal sebagai generasi Y, Gen Y atau generasi langgas, generasi paling kolektif sepanjang masa. Karakter kolektif ini tidak hanya didorong kecenderungan psikologis yang mengemuka pada Generasi ini. Akan tetapi juga difasilitasi oleh kehadiran media sosial yang membantu para Langgas untuk mengaktualisasikan dorongan kolektif mereka.

Milenial sebagai kelompok demografi yang sangat solid dalam setiap gerakan apa pun, terhadap apa yang ingin mereka perjuangkan. Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari Generasi Baby Boomers dan Gen-X yang tua. Milenial kadang-kadang disebut sebagai “Echo Boomers” karena adanya ‘booming’ (peningkatan besar), tingkat kelahiran pada tahun 1980-an dan 1990-an.

Untungnya di abad ke-20, tren menuju keluarga yang lebih kecil di negara-negara maju terus berkembang, sehingga dampak relatif dari “Baby Boom Echo” umumnya tidak sebesar dari masa ledakan populasi pasca Perang Dunia Ke II.

“Bahwa kemudian klaim DPD I Golkar Aceh di dominasi milenial. Nah, ngak benar ini. Dari seluruh nama yang ada, hanya 13 orang yang kelahiran 1980-an. Artinya, DPD I Partai Golkar tak paham milenial,” ujarnya. [Randi/ril]

Related posts