DPRK Usul Tes Swab Massal, Pemko Banda Aceh: Tidak Efektif

Petugas Dinas Kesehatan mencatat data pengguna kendaraan saat tes cepat (rapid test) virus Corona. (ANTARA/Muhammad Adimaja)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Pemerintah Kota Banda Aceh menyebutkan test swab massal yang didesak oleh Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) setempat harus dilakukan, dinilai tidak efektif, karena hanya menghabiskan anggaran. Meskipun, jumlah kasus di Banda Aceh terus meningkat.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Banda Aceh, Irwan menilai swab massal itu kurang efektif, disamping banyak menghabiskan cairan (reagen) untuk test swab, kemudian menghabiskan anggaran yang ada.

“Saya pikir untuk swab massal itu kurang efektif juga, disamping banyak menghabiskan reagen,” ujar Irwan saat dikonfirmasi, Kamis (17/9).

Ia mencontohkan, jika satu dinas ada yang terpapar corona, maka orang yang terpapar akan dicari yang pernah kontak erat dengannya. Setelah itu, yang kontak erat tersebut yang hanya di test swab. Sementara yang lainnya tidak perlu di swab.

Irwan bilang apa yang telah dilakukan untuk tracing kasus Covid-19 selama ini, dinilai sudah berjalan maksimal. Artinya kata dia, warga yang terpapar corona, dilingkungan warga tersebut yang di tracing.

“Saya rasa begitu aja, kalau kita swab massal di lapangan itu kurang efektif, disamping menghabiskan dana banyak, hasilnya kurang maksimal. Saya pikir kita laksanakan swab cairan reagen harus tetap tersedia untuk tracing-tracing tempat yang dicurigai ada kluster-kluster baru,” sebut Irwan.

Sebelumnya, Ketua DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar, mendesak agar pemerintah kota untuk melakukan uji swab massal terhadap 5.000 warga. Pihaknya juga mendorong pemerintah untuk menganggarkan sejumlah dana, agar dapat dilakukan kerjasama dengan Universitas Syiah Kuala yang memiliki laboratorium dan peralatan tes.

Farid menilai mayoritas pasien positif terinfeksi diketahui secara kebetulan ada warga yang sakit kemudian mendatangi rumah sakit dan ternyata terinfeksi virus corona. Setelah dilacak maka kedapatan kasus-kasus baru lainnya.

“Ini menjadi penting, karena hari ini banyak pasien orang tanpa gejala (OTG) yang kondisinya sehat tapi tanpa sadar menjadi pembawa virus itu ke tempat-tempat lain jangan sampai muncul kluster baru seperti kluster perkantoran, masjid dan lainnya,” kata Farid. [Randi]

Related posts