Pembangunan Rumah Adat Pakpak di Subulussalam Perlu Dikaji Ulang

Subulussalam (KANALACEH.COM) – Puluhan masyarakat kota Subulussalam yang menamakan diri Kesatuan Aksi Suku Singkil Hamza Fansuri menggelar unjuk rasa di kantor MAA, Kantor Wali kota dan Gedung DPRK Subulussalam, Rabu (25/11).

Aksi tersebut dipicu oleh adanya rencana pembangunan Rumah Adat Suku Pakpak Suak Boang oleh Yayasan Pakpak Suak Boang Indonesia (YPSBI) kota Subulussalam.

Koordinator Aksi, Suparman Lembong dalam orasinya di depan kantor MAA Subulussalam mengatakan, perlu dikaji ulang dasar pembangunan rumah adat Pakpak Suak Boang tersebut dengan melibatkan semua komponen masyarakat, apakah sudah sesuai dengan Keistimewaan Aceh dan adat istiadat kota Subulussalam, karena kata dia, di kota Subulussalam ini terdapat banyak suku. Salah satunya suku Singkil.

Tak lama berorasi, perwakilan masa aksi dipersilahkan masuk kedalam kantor MAA kota Subulussalam dan berdialog disana secara bergantian yang dipimpin oleh wakil ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Subulussalam.

“Untuk diketahui bahwa tak ada seribu rupiah pun anggaran pemerintah kota Subulussalam digunakan untuk membangun rumah adat Pakpak Suak Boang tersebut,” kata salah seorang komisioner MAA Subulussalam H. Syarifuddin Padang.

Meski demikian kata Syarifuddin Padang yang juga merupakan mantan anggota DPRK Subulussalam dan merupakan pendiri YPSBI, pihaknya akan melakukan kajian ulang dengan melibatkan tokoh adat dan budaya yang ada di kota Subulussalam.

Orasi dilanjutkan di depan kantor wali kota Subulussalam, disana, masa pengunjuk rasa mengawali aksinya dengan memainkan tari Dampeng, yang merupakan salah satu tarian suku Singkil.

Setelah beberapa saat melakukan orasi, Wakil Wali kota Subulussalam Salmaza langsung menemui masa aksi, melihat kedatangan Salmaza, masa aksi kembali menggelar tari Dampeng dan diikuti juga oleh wakil Wali kota Salmaza.

Beberapa perwakilan pengunjuk rasa dipersilahkan masuk kedalam ruang rapat wali kota Subulussalam untuk melakukan dialog.

Dalam dialog tersebut, Salmaza mengatakan pihaknya akan mewacanakan pembangunan rumah adat beberapa suku yang ada di kota Subulussalam yang nantinya akan dijadikan Ekowisata Adat Budaya.

“Berbagai suku sudah ada sejak lama hidup berdampingan dan berbaur di kota Subulussalam ini, mari saling menjaga persatuan dan kesatuan, kedepan kita akan mewacanakan pembangunan rumah adat beberapa suku untuk dijadikan destinasi wisata adat budaya,” kata Salmaza

Masa aksi kemudian melanjutkan aksinya ke kantor DPRK Subulussalam dengan tuntutan yang sama agar pemerintah mengkaji ulang tentang dasar pembangunan Rumah Adat Suku Pakpak Suak Boang di kota Subulussalam.

Pantauan kanalaceh.com, aksi unjuk rasa tersebut berjalan lancar dan dikawal ketat oleh anggota satpol PP, Dinas Perhubungan, Satlantas, Personil Polres Subulussalam serta aparat TNI. [Satria Tumangger]

Related posts