7 Tips Lancar Berpuasa Bagi yang Terkena Covid-19

ilustarsi, pasien di rawat di rumah sakit. (Foto: Pontas.id)

(KANALACEH.COM) – Ibadah puasa di bulan Ramadan menjadi kewajiban buat umat Islam terlebih jika tidak dalam kondisi sakit berat. Namun bagaimana dengan mereka yang sedang terkena Covid-19 karena terinfeksi virus SARS-CoV-2 alias virus corona? Tentu kondisi ini membuat pasien perlu berpikir dua kali untuk berpuasa.

Menurut dokter spesialis paru dan pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Alfian Nur Rosyid, beberapa pasien Covid-19 diizinkan untuk berpuasa jika berada dalam kondisi tertentu.

“Untuk pasien Covid-19, bagi mereka yang berpuasa beberapa diizinkan. Pasien yang bergejala ringan, isolasi mandiri di rumah atau di wisma tapi bukan di rumah sakit, bisa berpuasa,” kata Alfian, Selasa (13/4).

Dia pun memberikan beberapa tips dan catatan agar pasien Covid-19 bisa berpuasa dengan lancar tanpa mengganggu proses pemulihan tubuh.

  1. Cukup protein

Alfian mengatakan saat berpuasa, baik sahur maupun berbuka perlu memperhatikan nutrisi terutama kecukupan protein. Dalam masa pemulihan, protein diperlukan untuk memperbaiki atau mengganti jaringan tubuh yang rusak.

Seperti dilansir Alodokter, Anda bisa memperoleh asupan protein dari boga bahari (makanan laut) misal, ikan salmon, sarden, kerang-kerangan, produk susu, daging, telur juga kacang-kacangan.

  1. Hindari berbuka dengan makanan berminyak dan minuman dingin

Berbuka dengan minuman dingin memang menyegarkan terlebih ditambah sepotong atau dua potong gorengan. Namun Alfian sangat tidak menyarankan menu ini buat pasien Covid-19. Menu berbuka yang dingin dan berminyak bisa merangsang iritasi di tenggorokan.

“Setelah seharian tenggorokan kering, kalau berbuka dengan yang dingin berisiko mengiritasi mukosa. Makanan berminyak bisa menimbulkan luka di tenggorokan dan tidak baik untuk pasien,” jelasnya.

Dia menganjurkan untuk berbuka dengan menu yang hangat agar bisa mengompres tenggorokan.

  1. Berbuka dengan yang tidak terlalu manis

Rasa manis bisa mengembalikan tenaga dan menaikkan kadar gula darah tubuh yang turun setelah 13 jam berpuasa. Pasien Covid-19 juga bisa berbuka dengan menu yang manis tetapi disarankan tidak terlalu manis. Menurut Alfian, makanan atau minuman dengan kadar gula tinggi tidak baik untuk mukosa tenggorokan.

“Kandungan gula akan menyerap cairan di sel dan mengganggu metabolisme sel di tenggorokan. Manis yang berlebihan juga menimbulkan rasa tidak nyaman di tenggorokan. Bisa batuk keesokan harinya. Nanti sulit dibedakan, ini gejala Covid-19 atau karena makan makanan manis,” imbuhnya.

  1. Perhatikan komorbid

Pasien Covid-19 dengan komorbid sangat perlu memperhatikan kebutuhan penyakit komorbidnya. Pasien dengan hipertensi misal, berarti perlu memperhatikan asupan garam harian.

Kemudian pasien dengan diabetes berarti perlu kontrol kadar gula darah dan lebih memperhatikan pilihan jenis makanan terlebih yang mengandung gula.

  1. Konsumsi suplemen makanan

Alfian berkata suplemen makanan tetap diperlukan karena kebutuhan vitamin dan mineral kadang tidak terpenuhi hanya dari konsumsi makanan. Dia menyarankan pasien Covid-19 untuk mengonsumsi suplemen zinc (seng), vitamin C dan D.

Konsumsi vitamin C perlu diperhatikan khususnya untuk pasien yang memiliki masalah dengan lambung. Pasien bisa memilih suplemen yang aman untuk lambung atau memberikan proteksi terlebih dahulu pada lambung sebelum mengonsumsi vitamin agar lambung tidak teriritasi.

  1. Penuhi kebutuhan cairan

Penting untuk menjaga hidrasi tubuh lewat pemenuhan kebutuhan cairan. Berpuasa bukan berarti konsumsi cairan berkurang. Pasien bisa memenuhi kebutuhan cairan dengan 8 gelas air putih yang dipecah saat sahur, berbuka, makan malam dan jelang tidur.

Rumusnya bisa menyesuaikan kemampuan misal bangun sahur satu gelas dan setelah santap sahur dua gelas. Sisa lima gelas bisa dipenuhi saat berbuka hingga jelang tidur.

  1. Sesuaikan jam minum obat

Untuk pasien yang masih mengonsumsi obat, sebaiknya sesuaikan jam konsumsi obat dengan jam sahur dan berbuka puasa. Alfian menyarankan, untuk obat yang dikonsumsi 3 kali sehari, pagi, siang dan malam, untuk jatah siang bisa digeser saat jelang tidur.

Jika kondisi tidak memungkinkan, sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerbitkan fatwa terkait panduan penyelenggaraan ibadah di bulan Ramadan dan Syawal 1442 Hijriah. Salah satu fatwanya menyatakan bahwa orang yang terkena Covid-19 boleh tidak puasa.

“Orang Islam yang sedang sakit seperti terkena Covid-19 dan dikhawatirkan kesehatannya terganggu jika berpuasa, maka ia boleh tidak berpuasa dan mengqadhanya di hari yang lain saat sembuh,” demikian tertulis dalam Fatwa MUI Nomor 24 Tahun 2021 tentang panduan penyelenggaraan ibadah di bulan Ramadan dan Syawal 1442 H.

Related posts