Munawar Liza: Masih Banyak Korban Konflik Belum Mendapatkan Keadilan

Ini penjelasan Pemerintah Aceh terkait permintaan eks tapol/napol
Ilustrasi, Ratusan eks tapol/napol konflik Aceh mendatangi Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Rabu (21/2) untuj mempertanyakan realisasi program yang pernah mereka usulkan ke Badan Reintegrasi Aceh (BRA). (Kanal Aceh/Randi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Eks anggota Tim Perunding GAM di Helsinki Munawar Liza Zainal menyatakan bahwa pasca 16 tahun perjanjian damai antara Pemerintah RI dan GAM atau MoU Helsinki 15 Agustus 2005 masih ada korban konflik Aceh belum mendapatkan keadilan.

“Banyak korban konflik belum mendapatkan keadilan. Ini mesti dijadikan perhatian semua pihak,” kata Munawar Liza Zainal seperti dilansir laman Antara, Sabtu (14/8/2021).

Munawar mengatakan, semua pihak patut bersyukur atas terciptanya perdamaian Aceh sejak 16 tahun lalu dan masih terawat sampai hari ini. Atas rahmat Allah, masa lalu yang kelam itu sudah ditinggalkan.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom)

“Namun, ada kesedihan juga setelah 16 tahun ini. Kewenangan Aceh banyak dipreteli, sehingga banyak hak yang mestinya didapatkan masyarakat Aceh, tidak dipenuhi,” ujarnya.

Selain itu, Munawar juga menyampaikan, generasi Aceh sekarang harus memahami dan belajar akan pahitnya konflik masa lalu, sehingga dapat mengisi damai dengan baik.

“Sayang sekali, kisah kelam konflik Aceh sengaja ditutup-tutupi, tidak dibuka kepada generasi muda,” kata mantan Wali Kota Sabang itu.

Munawar menuturkan, Aceh pernah menjadi ladang kezaliman, bahwa banyak pelakunya sampai hari ini belum tersentuh hukum.

Semestinya, lanjut Munawar, kisah konflik dan perdamaian Aceh dapat dipelajari oleh generasi sekarang, baik di sekolah maupun perguruan tinggi agar memberikan pendidikan tentang sejarah konflik Aceh, supaya peristiwa seperti itu tidak terulang kembali di masa depan.

“Saran saya, MoU jangan dilupakan. Tetap dijadikan salah satu pedoman dalam menjalankan pemerintahan di Aceh. Karena MoU, Aceh menjadi damai dan berhenti perang,” demikian Munawar Liza. (ant)

Related posts