Aceh Singkil (KANALACEH.COM) – Burhanuddin (64) seorang pasien Covid-19 di Kabupaten Aceh Singkil jalani perawatan di tempat Isolasi Terpusat (Isoter) di Mess DPRK setempat.
Saat ditemui, Burhanuddin mengatakan, dirinya rela menjalani karantina ditempat karantina khusus yang telah diresmikan oleh Satgas Covid-19 Kabupaten demi menghindari sebaran Covid-19 terhadap keluarganya.
“Saya tak ingin keluarga tertular wabah corona, sehingga saya berinisiatif melakukan karantina diruangan khusus yang telah disediakan pemda setempat,” sebut Burhan, Selasa 7 September 2021.
Dan lagi, ujarnya, sebelum melakukan isolasi berdasarkan masukan dari dokter dan perawat RSUD. Sehingga tidak diizinkan pulang kerumah untuk membaur dengan keluarga.
“Konsultasi sama anak saya Devi, dia juga sarankan kepada saya ayahnya Karantina saja, akhirnya saya mantapkan diri Karantina saja diruangan khusus itu,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, sebelum dinyatakan positif atau reaktif selama delapan hari demam dirumah tidak ketentuan badan tak enak, penciuman juga dirasa hilang.
“Tolok ukur saya minyak kayu putih tidak tercium pas didekatkan ke hidung indra penciuman saya,”ungkapnya.
Setelah hal itu terjadi, Ia berinisiatif untuk di swab hasilnya reaktif pada Kamis (26/8/2021) lalu. Sempat diisolasi 7 hari di RSUD Gunung Meriah dan baru Jum’at (3/9/2021) kemarin diisolasi di ruang bangunan peristirahatan Dewan.
Pensiunan Kantor Pengadilan Negeri Singkil itu juga menyatakan dirinya punya penyakit bawaan Diabetes Melitus (DM) sehingga tak mau mengambil risiko pengabaian sehingga dirinya lebih mengikuti saran-saran dokter agar isolasi digenapkan menjadi 14 hari.
Sebelumnya petugas perawat, menyebutkan ruang isolasi gedung peristirahatan Dewan sebanyak 25 ruangan.
Fasilitas juga cukup memadai bagi pasien yang ingin berkenan isolasi.
Kemudian terkait tidak mau Isolasi pada suatu individu itu pandangan masing-masing, seperti saya. “Sangat bagus dan sangat manusiawi,” kata Suriani. (Kdfi)
