Penyakit Aneh Efek Penggunaan Ganja Meningkat di Amerika

Ilustrasi. (reportasenews)

(KANALACEH.COM) – Penyakit yang tidak biasa dilaporkan semakin banyak dialami para pengguna ganja, termasuk pada remaja, di Amerika Serikat.

Keluhan penyakit aneh itu meningkat terutama pada tiga negara bagian AS yang memang melegalkan penggunaan ganja.

Dokter spesialis pengobatan darurat pediatri dan ahli toksikologi, Sam Wang, mengatakan ia semakin banyak menerima pasien pengguna ganja di ruang gawat darurat dengan keluhan gangguan usus parah dengan gejala sakit perut parah, mual, dan muntah.

“Mereka muntah dan kemudian terus memuntahkan apapun yang ada di perut mereka, yang bisa berlangsung selama berjam-jam. Mereka sering berkata sempat mandi dengan air panas tetapi tidak membantu,” ujar Wang seperti dikutip dari CNN.

Dari gejala itu, Wang menyimpulkan para pasien tersebut mengalami cannabis hyperemesis syndrome (CHS) atau sindrom hiperemesis ganja.

Tanaman ganja mengandung senyawa psikoaktif tetrahydrocannabinol (THC) yang memiliki akses ke reseptor rasa sakit tubuh. Ganja memang populer sebagai pembunuh rasa sakit.

Sementara itu, satu teori menyebut sensasi panas ekstrem akan mengganggu siklus rasa sakit dan mengurangi gejala.

Akan tetapi reputasi ganja sebagai pembunuh rasa sakit malah kini menjadi pemicu rasa sakit tersebut.

Wang menuturkan ada banyak kemungkinan tetapi ia menduga ini berkaitan dengan dosis. Profesor pediatri di University of Colorado Anschutz Medical Campus itu mengatakan ada potensi jika produk ganja yang beredar di pasaran memiliki dosis THC yang tinggi.

“Di tahun 90-an rata-rata kadarnya 4 persen atau 5 persen. Sekarang di Colorado, berkisar antara 15 persen hingga 20 persen,” kata Wang.

Akan tetapi reputasi ganja sebagai pembunuh rasa sakit malah kini menjadi pemicu rasa sakit tersebut.

Wang menuturkan ada banyak kemungkinan tetapi ia menduga ini berkaitan dengan dosis. Profesor pediatri di University of Colorado Anschutz Medical Campus itu mengatakan ada potensi jika produk ganja yang beredar di pasaran memiliki dosis THC yang tinggi.

“Di tahun 90-an rata-rata kadarnya 4 persen atau 5 persen. Sekarang di Colorado, berkisar antara 15 persen hingga 20 persen,” kata Wang.

Sindrom CHS memang terbilang baru sehingga belum ada diagnosis medis. Namun ini bukan kasus langka.
CHS kali pertama muncul dalam dunia medis pada 2004. Saat itu, sekelompok peneliti Australia meneliti tentang 19 pengguna ganja kronis yang berulang kali mengalami sakit perut dan muntah-muntah.

Para ilmuwan menemukan bahwa gejala sakit perut dan muntah tersebut hilang saat pengguna berhenti mengkonsumsi ganja.

Kejanggalan ditemukan karena lebih dari setengah pengguna ganja itu berhasil meredakan gejala aneh tersebut dengan mandi air sangat panas.

Wang pun tak bisa menjelaskan secara ilmiah kenapa air panas ampuh bagi sebagian pengguna ganja.

Wang dan tim UGD rumah sakit sudah biasa menerima pasien pengguna ganja yang mengeluh sakit perut berulang dan muntah.

Untuk tata laksananya, pasien akan diberikan obat antimual dan cairan IV untuk mengembalikan kadar cairan tubuh. Pasien juga akan menjalani serangkaian tes seperti tes darah dan urin, CT scan, endoskopi, dan tes pengosongan lambung untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain.

“Terlepas dari apakah itu sindrom hiperemesis ganja atau virus lain yang membuat Anda banyak muntah, jika Anda membiarkannya terlalu lama, Anda dapat mengalami gangguan elektrolit, mengalami syok dan gagal organ. CHS tidak berbeda,” jelas Wang.

Melihat peningkatan kasus ini, Wang berharap orang mempertimbangkan potensi bahaya konsumsi ganja terutama di kalangan remaja.

Di Colorado, ganja dilegalkan untuk penggunaan medis di 2009 dan melegalkan tanaman itu untuk hiburan di 2014.

Dalam riset yang dia terbitkan di jurnal JAMA Network Open, Wang menemukan ada peningkatan sekitar 29 persen kasus muntah-muntah sejak ganja dilegalkan di Colorado. Lebih dari sepertiga kasus dialami oleh orang berusia 25 tahun ke bawah.

Sebuah studi pada 2020 menemukan hampir satu dari lima orang yang dirawat di RS karena muntah berulang di AS juga memiliki riwayat menggunakan ganja.

Terlepas dari fakta tersebut, sebuah survei Pew menemukan mayoritas orang dewasa AS (60 persen) tetap mendukung legalisasi ganja untuk medis dan rekreasi. Melihat dukungan ini, kemungkinan bakal lebih banyak negara-negara bagian yang akan melegalkan ganja.

Hal ini jelas menimbulkan kekhawatiran.

“Pada remaja dan dewasa muda, di sanalah tumbuh kekhawatiran tentang kebiasaan memakai [ganja] dan pengaruhnya terhadap kesehatan fisik dan mental,” ujar Wang. [CNN]

Related posts