Ketua Komisi V DPRA Sebut Permintaan Maaf Gubernur Aceh Hanya Sandiwara

Nova Iriansyah. (ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Gubernur Nova Iriansyah menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat calon penerima rumah dhuafa. Permohonan maaf yang disampaikan melalui Juru Bicara Pemerintah Aceh tersebut terkait batalnya pembangunan rumah dhuafa karena DPRA tidak menyetujui APBA Perubahan 2021.

Menurut Jubir Pemerintah Aceh Muhammad MTA, selain anggaran untuk rumah dhuafa, anggaran insentif Mukim, Camat dan Nakes juga tidak bisa direalisasikan karena tidak adanya APBA-P. Menyikapi hal itu, Ketua Komisi V DPR Aceh Falevi Kirani menilai permintaan maaf Nova hanyalah sandiwara.

“Permintaan maaf Gubernur Nova soal batalnya pembangunan rumah dhuafa karena tidak ada APBA Perubahan hanyalah sandiwara belaka. Nova pura-pura minta maaf, seolah – olah dia sangat peduli pada nasib rakyat miskin,” ujar Falevi dalam keterangannya, Rabu (29/9/2021).

Menurutnya, selama 4 tahun selalu ada pencoretan atau pembatalan rumah dhuafa. Selain itu usulan pembangunan rumah dhuafa juga tidak pernah sesuai dengan target RPJM, yaitu 6.000 unit pertahun.

Tahun 2018 misalnya, kata dia dari 4200 unit rumah dhuafa yang telah dianggarkan dalam APBA, semuanya dibatalkan Plt Gubernur Nova. Dengan tidak menerbitkan Pergub Hibah setelah Irwandi ditangkap KPK.

Sementara tahun 2019 dari 5.987 unit yang dianggarkan dalam APBA, hanya 4.076 unit yang dibangun. “Artinya ada 1.800 unit lebih yang juga dibatalkan pembangunannya,” kata dia.

Pada tahun 2020, lanjut Falevi hanya dibangun 4.040 unit dari seharusnya 6.000 unit. “Yang paling parah tentu saja pada tahun 2021. Tak satu unitpun rumah dhuafa dianggarkan oleh Pemerintah Aceh dalam APBA. Semuanya dicoret, digantikan dengan proyek siluman yang bernama “apendix”,” ungkapnya.

Falevi juga meragukan permintaan maaf Gubernur Aceh. Menurutnya, Gubernur Nova memanfaatkan momentum tidak adanya APBA-P untuk membenturkan masyarakat calon penerima bantuan rumah dhuafa dengan DPRA.

“Seolah-olah DPRA lah yang telah membuat hak-hak kaum dhuafa tersebut tidak tertunaikan,”

“Saya pribadi meragukan jika Gubernur Nova benar-benar meminta maaf kepada masyarakat calon penerima bantuan rumah dhuafa. Karena sebelumnya sudah bertahun-tahun melakukan kebijakan mencoret atau membatalkan rumah dhuafa, ia tak pernah minta maaf,” ucapnya.

Related posts