Aceh Diharap Bisa Jadi Role Model Investasi Berkelanjutan

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Gubernur Aceh Nova Iriansyah berpesan dalam Aceh Gayo sustainable Investment Dialogue (AGASID) 2021 agar provinsi itu dapat berperan menjadi model investasi berkelanjutan di Tanah Air.

“Kawasan hijau yang ada di daerah kita ini menjadi salah satu andalan Indonesia dalam perubahan iklim sehingga sudah selayaknya Aceh menjadi role model investasi berkelanjutan yang berwawasan lingkungan guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi daerah yang sejalan dengan perbaikan aspek lingkungan, social, tata kelola dan pelayanan public,” kata Nova Iriansyah di Takengon, Rabu (15/12).

Pernyataan itu disampaikannya dalam sambutan tertulis dibacakan Asisten II Setda Aceh, Mawardi dalam kegiatan Aceh Gayo sustainable Investment Dialogue (AGASID) 2021 dan pemberian Aceh Investment Award di Takengon.

Ia menjelaskan Pemerintah Aceh berkomitmen untuk mewujudkan investasi berkelanjutan, di mana dalam pengembangan investasi tetap mengedepankan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan.

“Kita sangat berharap kegiatan ini menjadi forum untuk memperkuat kembali gairah berinvestasi di Aceh, khususnya investasi berwawasan lingkungan,” katanya.

Ia menjelaskan forum tersebut dapat menjadi wahana untuk menyamakan persepsi terhadap isu-isu environment social dan governance (ESG) agar berbagai hambatan investasi dapat di atasi bersama.

Data statistik menyebutkan sampai dengan triwulan III-2021, pertumbuhan ekonomi Aceh berada diangka 2,82 persen (YoY) atau lebih baik dari pertumbuhan di periode yang sama tahun lalu tumbuh negative diangka 0,10 persen (YoY).

Kemudian tingkat kemiskinan mengalami perbaikan yakni hingga Maret 2021 kemiskinan di Provinsi Aceh berada diangka 15,33 persen atau lebih baik dibanding Septermber 2020 mencapai 15,43 persen.

Pemerintah Aceh menyambut baik atas terselenggaranya dialog tersebut dan menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Investasi /BKPM RI, DPMPTSP Aceh serta Bank Indonesia Perwakilan Aceh.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Marthunis yang hadir secara virtual mengatakan kegiatan tersebut sebagai wadah bertukar pendapat tentang isu investasi berwawasan pelestarian lingkungan, berdampak social serta kepemerintahan korporasi yang baik. (ESG).

“Gayo Sustainable Investment Dialogue ini bertujuan menghasilkan rumusan permasalahan terkait perkembangan investasi yang berwawasan lingkungan, berdampak social dan pengelolaan perusahaan yang baik (ESG). Pemilihan Aceh Tengah sebagai tempat pelaksanaan juga merupakan bagian untuk mendukung investasi hijau berkelanjutan,” katanya.

DPMPTSP berharap perlu adanya kaukus investasi hijau yang melibatkan akademisi, LSM dan pelaku usaha untuk mengakses pembiayaan untuk proyek investasi hijau di Aceh.

Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh Achris Sarwani mengatakan iklim investasi menjadi salah satu penentu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sebuah kawasan.

“Pertumbuhan ekonomi di Aceh saat ini masih didominasi oleh sektor kelistrikan, gas dan air. Ini perlu kolaborasi seluruh kabupaten/kota dalam melihat potensi yang ada di Aceh untuk ditingkatkan guna memberikan dampak ekonomi yang besar pada semua sektor ekonomi,” katanya.

Ia meyakini dengan beragam potensi dan peluang-peluang yang ada yang dikemas dan dimanfaatkan secara maksimal oleh kabupaten/kota akan menjadi salah satu daya tarik dan menjadi destinasi investasi di masa mendatang.

kegiatan Aceh Gayo sustainable Investment Dialogue (AGASID) 2021 dan pemberian Aceh Investment Award di Takengon turut dihadiri Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar, Plt Bupati Bener Meriah, Dailami, Bupati Aceh Barat, Ramli MS, Wakil Ketua DPR Aceh, Hendra Budian dan unsur Forkopimda setempat.

Dalam kegiatan Gayo Sustainable Investment Dialogue yang ikut dipandu Zulkifli dan Saifullah A Gani turut menghadirkan sebagai pembicara Direktur Perencanaan Infrastruktur, BKPM, Analis Kebijakan, Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral (PKPPIM, Direktur Akuo Energi Indonesia, M Refi Kunaefi dan Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia, Arief Hartawan.

Related posts