Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Ombudsman Perwakilan Aceh melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA). Dalam sidak itu mereka tidak menemukan petugas di empat loket untuk melayani masyarakat.
Dari enam loket yang tersedia di sana, hanya 2 loket ada petugasnya. “Kita menemukan empat loket kosong, tidak ada petugas yang bekerja melayani,” kata Kepala Ombudsman Aceh Taqwaddin dalam sidak tersebut, Kamis (30/12).
Taqwaddin bilang, sidak tersebut dilakukan pihaknya karena adanya laporan dari masyarakat yang menyebutkan pelayanan di RSUDZA, khususnya di tempat pengambilan obat sering kosong petugasnya.
Sehingga warga mengeluhkan antre yang begitu lama karena minim petugas. Menurut Taqwaddin, dari informasi petugas jaga yang ia dapatkan, petugas diloket tersebut kekurangan orang. Sehingga dengan jumlah tenaga apoteker di sana harus dibagi.
Untuk itu ia menyarankan pihak rumah sakit menambah tenaga petugas di loket, agar warga yang ingin mengambil obat tidak lagi menunggu lama.
“Karena itu kami menyarankan penambahan sdm, adanya alur pelayanan, serta penambahan infrastruktur lainnya, ini supaya pelayanan untuk masyarakat efektif,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur RSUDZA dr Isra Firmansyah mengakui bahwa mereka masih kekurangan tenaga farmasi. Sehingga banyak warga yang antri hanya untuk menunggu obat.
Kata Isra, tahun depan pihaknya menerima penambahan tenaga farmasi sebanyak 30 orang lagi, sehingga nantinya pelayanan farmasi di RSUDZA bisa efektif.
“Petugas kita hanya 18 orang, karena itu kita butuh 15 orang lagi. Tapi alhamdulillah kita ada penambahan 30 orang lagi,” katanya.
Pihaknya juga sedang melakukan upaya perluasan gedung farmasi, dengan beberapa fasilitas tambahan lainnya, seperti ruang tunggu yang layak.
“Kami berkomitmen untuk memperbaiki pelayanan ini, sehingga masyarakat tidak lagi menunggu lama untuk pengambilan obat,” ucapnya.
