Aceh Utara Berpotensi Raup Hasil Penjualan Gabah Rp 2,8 T Setahun

Aceh Utara (KANALACEH.COM) – Pemerintah Kabupaten Aceh Utara terus melakukan upaya untuk menjadikan Aceh Utara sebagai lumbung pangan melalui peningkatan hasil dan capaian harga gabah sampai Rp 5 ribu per kilogram.

Dalam upaya untuk bisa meningkatkan produktifitas hasil panen di kabupaten tersebut, pemerintah setempat membuat  program teknik transfer pengetahuan dan pemberdayaan petani.

Program itu dilakukan untuk peningkatan hasil produksi gabah petani Aceh Utara. Apalagi potensi untuk memakmurkan petani sangat terbuka lebar karena, wilayah Aceh Utara memiliki area lahan yang cukup luas.

“Kita sebagai insan tani harus benar-benar turun ke lapangan agar peningkatan gabah terus meningkat, dengan rutin turun ke petani maka saudara akan tau kebutuhan air pupuk dan perawatan lainnya untuk tercapai hasil panen yang kita inginkan,” kata Wakil Bupati Aceh Utara, Fauzi Yusuf ke penyuluh, Rabu (9/2).

Fauzi Yusuf bilang, pihaknya sudah pernah melakukan uji sampel padi di seluruh Aceh Utara untuk mengetahui bagaimana kualitas gabah hingga padi di daerah itu.

“Kami sudah pernah uji sampel padi di seluruh aceh Utara adalah sawah seuneuddon dan Panton Labu, ini pola rawat dan cukup air yang membuat gabah itu berkualitas tinggi,” kata Fauzi.

Ke depan, kata dia, per hektar bisa menghasilkan gabah sebanyak 5 sampai 7 ton. Kemudian, itu disesuaikan dengan harga gabah yang bisa ditekan sampai Rp 5 ribu per kilonya. Jika skema itu terjadi, potensi panen padi di seluruh wilayah Aceh Utara bisa mencapai Rp 1,4 triliun.

“Setiap kali panen akan mencapai tercapai Rp 1,4 triliun hasil penjualan gabah di Aceh Utara, jika dua kali pertahun maka akan mendapat income masyarakat berkisar Rp 2,8 triliun setiap tahun,” katanya.

Program ini, kata dia harus terus dikawal dan genjot, apalagi lahan produktif mencapai di Aceh Utara menacapai  38.417 haktare, penduduk Aceh Utara bergatung pada pertanian sampai 65 persen.

Menurutnya, dalam program 4 tahunan yang lalu, harga Gabah sudah ditetapkan dalam Perbup dengan harga Rp 5 ribu perkilogram, namun, hal itu belum tercapai. Sehingga pihaknya kedepan akan fokus pada peningkatan harga gabah yang diperbupkan.

“Masyarakat butuh edukasi tentang tata cara pengolahan sawah dan perawatan tanaman padi sampai pasca Panen,” ujarnya.

Disisi lain, pihaknya juga terus mendorong percepatan penyelesaian pembangunan waduk keureuto yang merupakan sumber air terbesar, Irigasi krung Pase yang mengaliri 9 kecamatan diwilayah tengah Aceh Utara.

“Dua proyek ini menjadi titik fokus pembangunan dalam 10 tahun ini. Disini juga dibutuhkan koordinasi intens antara dinas dengan para penyuluh di Kecamatan dalam Kab Aceh Utara,”

“Kedepan terus kita benahi dan harus ada penekanan dari pimpinan instansi Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara,” ucapnya. (adv)

Related posts