Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Hewan ternak berupa sapi di Kabupaten Aceh Tamiang tidak diizinkan untuk keluar atau masuk dari daerah tersebut. Hal itu untuk menghindari penularan virus penyakit mulut dan kaki (PMK) pada hewan ternak.
Keputusan itu diambil lantaran kasus hewan ternak warga di kawasan itu yang terjangkit virus PMK semakin meluas. Kepala Dinas Peternakan Aceh, Rahmandi mengatakan, dari data yang dimilikinya, ada sekitar 1.200 hewan ternak yang terjangkit dan sekitar 10 sapi mati.
“(Dari Aceh Tamiang) Tidak boleh keluar ke Langsa atau ke kabupaten lain, kemudian dari Langsa atau Aceh Timur tidak boleh masuk ke Aceh Tamiang,” ujar Rahmandi saat dikonfirmasi, Rabu (11/5).
Selain di lockdown untuk hewan ternak, pihaknya juga menyarankan agar pasar hewan di Aceh Tamiang untuk ditutup sementara. Kemudian, pihaknya membuka posko pengaduan jika hewan ternak warga bergejala terjangkit PMK, agar segera melaporkan.
“Pasar hewan ditutup. Terus kita membuka posko kalau ada ternak masyarakat yang bergejela itu cepat melaporkan ke posko-posko di Kabupaten dan kecamatan seperti di puskeswan,” ucapnya.
Untuk itu pihaknya meminta masyarakat setempat agar tidak panik, sebab tingkat kematian hewan ternak yang disebabkan oleh virus PMK rendah. Justru angka penularannya yang tinggi.
“Tingkat kematian rendah, cuma angka penularan tinggi. Itu penularannya hanya ke hewan, ke manusia gak ada,” ujarnya.
Sementara pihaknya juga sudah menyurati Menteri Pertanian untuk memutuskan agar hewan ternak dari Aceh Tamiang tidak diizinkan lagi untuk keluar ataupun masuk.
Kemudian, Mentan diminta agar membantu para masyarakat yang hewan ternaknya terjangkit virus PMK. Karena, akibat virus ini, harga jual sapi dan konsumsi daging semakin menurun.
Memang di Aceh Tamiang hasil laboratorium sudah terinfeksi tapi dia tidak menular ke manusia. Kemudian dagingnya masih bisa dikonsumsi yang penting alat dalamnya atau jeroan dibuang, kakinya dibuang, kepalanya dibuang. Kalau badannya dan dagingnya bisa dimakan. Tidak masalah.
Jumlah angka terinfeksi menurut data dari Dinas Peternakan Aceh tamiang itu mencapai 1.200 ekor, dengan gejala luka di kaki, di mulut, dan di gusi.
Sementara ini hasil laboratorium yang kami pegang baru di aceh tamiang. Kami sudah mengirim juga sampel dari aceh timur tapi hasil laboratorium belum didapat. Sementara baru ada hasil laboratorium yang dapat kami jadikan dasar bahwa ini terkena wabah pmk itu baru aceh tamiang.