Blangpidie (KANALACEH.COM) – Pombensin mini kini mulai ditinggal pembeli. Hal itu diduga akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax Turbo di awal Juli 2022 ini. Imbasnya ternyata berefek pada penjual pom bensin mini. Minggu (17/7)
Warga mulai meninggalkan pom bensin mini dan lebih memilih membeli BBM enceran milik masyarakat yang menjual enceran seharga Rp 5.000 sampai Rp 10.000 ribu dalam botol bekas minuman mineral.
Seperti di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), tercatat sejumlah galon mini resmi Pertamina mulai dari Kecamatan Babahrot hingga Kecamatan Lembah Sabil.
Pom bensin ini mulai kurang pembeli dan kondisi ini bila terus berlanjut dipastikan pemilik galon mini bakal terancam gulung tikar.
Memang, selama beberapa bulan terakhir warga yang jauh dari pom Pertamina memilih mengisi minyak sepeda motornya di pom mini.
Saat itu harga Pertamax Turbo masih sekitar Rp 12 ribuan tidak seperti saat ini yang mencapai Rp 16.200 per liternya.
Kehadiran POM mini awalnya sempat membuat kios-kios kecil mulai menutup usahanya sebab kurang laku. Namun kini sepertinya geliatnya mulai terlihat kembali.
Jambliz, warga Kecamatan Babahrot mengaku bahwa dirinya memang jarang mengisi minyak motornya di pom mini.
Dia mengaku lebih memilih mengisi di kios-kios yang menjual enceran. Apalagi, keberadaan pom mini dengan rumahnya jauh.
“Kalau saya lebih sering di kios-kios. Alasannya karena pom itu jauh dari rumah,” kata Jamliz, Minggu, 17 Juli 2022.
“Palagi harga BBM sudah naik, jadi lebih praktis dan cepat membeli di kios-kios,” ucapnya singkat.