Ini Penyebab Imunisasi Polio di Aceh Rendah

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Saat ini, imunisasi massal terutama untuk polio tengah dilakukan di Provinsi Aceh. Upaya tersebut dilakukan menyusul dengan adanya temuan satu kasus polio di Kabupaten Pidie pada awal November 2022 lalu.

Dokter spesialis anak di Aceh sekaligus Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Raihan mengungkapkan bahwa memang cakupan imunisasi polio anak di Aceh sudah menurun sejak 2017.

“Aceh itu sebenarnya agak lumayan dari 2011 secara cakupan (imunisasi), 80-90 persen. Paling rendah adalah 72 persen. Namun sejak tahun 2017 di Aceh sendiri sudah mulai turun, pernah sampai 50-60 persen,” ujar Raihan dalam media group interview bersama IDAI, Jumat (2/12).

“Apalagi kalau kita lihat di Pidie. Tahun 2021, 2022, bahkan mulai tahun 2018, cakupannya tidak pernah sampai 30 persen. Jadi anak-anak ini memang kurang (imunisasinya),” tambahnya.

Raihan menjelaskan, imunisasi polio tetes di Pidie hanya mencapai 31,6 persen hingga 14 September 2022. Sedangkan untuk imunisasi polio suntik hanya 0,14 persen karena banyak yang menolak.

“Untuk seluruh kabupaten di Aceh, Pidie menempati urutan paling rendah cakupan imunisasinya,” kata Raihan.

Sebelum munculnya kasus polio baru di Aceh, Raihan mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan cakupan imunisasi di sana rendah. Salah satunya disebabkan oleh orangtua yang tidak mau membawa anaknya imunisasi karena anggapan tidak perlu.

“Dilakukan survei oleh Dinas Kesehatan kabupaten Pidie, kalau untuk (imunisasi) oral, mereka merasa itu tidak perlu. Jadi lumayan, sampai hampir 40 persen orangtua merasa tidak perlu,” kata Raihan.

Lebih lanjut Raihan mengungkapkan bahwa anggapan tidak perlu imunisasi sendiri mungkin disebabkan karena ketidakpahaman para orangtua terkait manfaat imunisasi.

Belum lagi, banyak yang merasa khawatir pada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

“Mungkin karena pemahaman terhadap penyakit yang akan diderita oleh anaknya tidak begitu baik. Mereka khawatir kalau anaknya demam, rewel terus, sakit-sakitan,” ujar Raihan.

Selanjutnya, ada pula yang belum paham terkait proses pemberian imunisasi tetes. Raihan menjelaskan, ada yang ketakutan disuntik saat hendak diberikan imunisasi polio tetes. Padahal, imunisasi tetes tentu tidak dilakukan menggunakan jarum suntik.

“Masih ada yang kurang paham. Sampai polio tetes saja, mereka takut disuntik. Padahal imunisasi polio ini diteteskan. Itu masih ada,” ujar Raihan. [liputan6]

Related posts