Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Paslon wali kota/wakil walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal-Afdhal Khalilullah Mukhlis telah menyiapkan sejumlah program penanggulangan tingginya kasus HIV dan AIDS di Banda Aceh.
Menurut Illiza, program tersebut sebagai respon meningkatnya jumlah penderita HIV dan AIDS lima tahun terakhir. Paling mencemaskan, Banda Aceh berada di posisi teratas penyumbang HIV/AIDS.
Berdasarkan laporan Dinkes Aceh dalam periode Januari hingga Juni 2023, ada 123 kasus baru HIV dan kasus AIDS 36 kasus. Kota Banda Aceh menyumbang 49 kasus pada periode itu.
Baca: Dokter di Aceh Mengaku Sering Kedatangan Pasien HIV LGBT
“Hingga bulan Mei lalu, penderita HIV/AIDS yang terdata di Banda Aceh sudah mencapai 441 kasus. Ini mencemaskan, saat terpilih nanti kita akan menyiapkan program kolaboratif untuk penanggulangannya,” kata Illiza, Kamis (10/10/2024).
Program yang disiapkan itu bersinergi dengan aksi pemerintah pusat berupa sistem deteksi dini kasus HIV, peningkatan cakupan pemberian dan retensi terapi ARV, serta perawatan kronis.
Baca: Respons MPU Soal Maraknya Kasus HIV/Aids hingga Judi Online di Aceh
Selain itu memperluas akses pemeriksaan CD4 dan Viral Load (VL) termasuk Early Infant Diagnosis (EID).
“Apa yang terjadi di Banda Aceh lima tahun terakhir? Semua warga punya jawaban, meningkatnya jumlah kasus HIV/AIDS secara signifikan merupakan salah satu dampaknya,” kata Illiza.
Menurut mantan anggota Komisi X DPR RI ini, tegaknya syariat Islam akan meredam kasus HIV/AIDS. Apalagi terbukti sebagian besar penularan dari penyimpangan prilaku seksual.
“Kita tidak membenci mereka yang menyimpang secara seksual, justru kita ingin menyelamatkan generasi dengan menekan penyebab penularan HIV/AIDS,” kata Illiza.