(KANALACEH.COM) – Fenomena alam La Nina, karena anomaly iklim global yang terjadi setelah suhu permukaan laut Samudera Pasifik lebih dingin dari biasanya. Lalu terjadi curah hujan lebih tinggi dan terjadi kelembaban udara.
Kondisi demikian rawan mengundang hama penyakit terhadap hortikultura di Tanah Air. Kondisi seperti ini sering tidak bersahabat dengan petani sayur, palawija dan hortikultura lainnya.
Itu sebabnya, kini telah meresahkan petani tomat di kawasan Provinsi Aceh. Pasalnya puluhan lahan tomat milik mereka kini telah layu dan terancam mati setelah terendam air hujan.
Lalu tidak sedikit di antaranya hangus mengering dan gagal berbuah. Ada juga yang terancam gagal produksi dan gagal panen.
Di Kabupaten Pidie misalnya, puluhan petani tomat merugi akibat fenomena alam La Nina dan terserang jamur musim hujan. Gangguan produksi panen itu antara lain tersebar di kawasan Kecamatan Delima, Indrajaya, Lampoh Saka, Grong-Grong, Simpang Tiga dan Kecamatan Padang Tiji.
Di Kecamatan Delima dan Kecamatan Indrajaya, ribuan tanaman tomat milik petani setempat layu setelah guyuran air hujan terus menerus. Lalu sebagian lainnya juga puso (gagal panen) akibat terendam banjir sepekan terakhir.
“Biasanya hasil panen sampai 15 kali petik. Sekali petik berkisar 50 hingga 120 kg. Tapi kali ini baru 9 kali petik buah sudah kerdil. Jumlah dan ukuran buah pun sangat kurang” kata Husaini, 45, petani di Gampong (Desa) Pante Aree, Kecamatan Delima, Senin, 2 Desember 2024.
Dikatakannya, akibat fenomena alam tersebut, sangat mempengaruhi pendapat mereka. Apalagi banyak buah tomat yang masih hijau muda telah terganggu pertumbuhan sehingga tidak membesar lagi.
“Belum lagi bungan yang sedang mekar, layu dan seperti hangus karena kelembaban tinggi. Ada sekitar 2 per 3 yang gagal produksi” tambah Husaini. [MediaIndonesia]