Waduk dan Jaringan Irigasi untuk Aceh

Ilustrasi.

Banda Aceh – Pemerintah Pusat akan membangun science park berbasis kebencanaan di Kota Banda Aceh, techno park berbasis komoditi kopi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah dan techno park berbasis kakao (coklat) di Pidie dan Pidie Jaya, techno park berbasis lobster di Simeulue, bersamaan dengan itu pemerintah juga akan membangun dua rumah budaya.

Sejumlah rencana pembangunan untuk Aceh ini disampaikan Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bappenas Dr. Dadang Solihin, di Aula Bappeda Aceh, Banda Aceh, Jum’at (3/7) lalu.

“Rencana pembangunan tersebut telah tertuang dalam strategi jangka menengah nasional di Aceh, 2015 – 2017,” jelasnya.

Di bidang kesehatan, sebut Dadang, akan dilakukan peningkatan kapasitas enam rumah sakit regional, peningkatan fasilitas kesehatan dasar yang meliputi pembangunan puskesmas baru dan rehabulitasi puskesmas lama, pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan, serta pemenuhan kebutuhan obat dan vaksin.

Selanjutnya di bidang energi dan kelistrikan pemerintah akan melakukan revitalisasi kilang LNG Arun menjadi 4000 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet Per Day), meningkatakan kapasistas PLTGU/MGU Sumbagut – 2 Peaker (Arun) menajdi 250 Mega Watt (MW), peningkatan PLTU Meulaboh jadi 200 MW, dan pengembangan jaringan trasmisi dan distribusi. Di bidang telekomunikasi dan informatika akan dilakukan pembangunan serat optik antar seluruh kabupaten/kota dan pengembangan transmisi penyiaran TVRI.

Dadang juga memaparkan bahwa di bidang sumber daya air pemerintah akan melakukan pembangunan waduk Jambo Aye, waduk Keureutoe, waduk Rukoh dan Tiro, waduk Lawe Mamas I dan II, waduk Lawe Alas, serta intergaded participatory development and management irigasi Lhok Guci di Aceh Jaya.

Masih di bidang sumber daya air, pemerintah akan membangun jaringan irigasi Krueng Pase, Krueng Jambo Aye dan Jamuan di Kabupaten Aceh Utara. Kemudian membangun bendungan di Peureulak, membangun prasarana pengendalian daya rusak air Krueng Singkil hingga ke Subulussalam, melakukan pengendalian banjir Sungai Lawe Bulan, pengamanan pemukiman di Kota Meulaboh, dan pengamanan muara Krueng Peudada Bireuen.

Bukan itu saja, pemerintah juga merencanakan pembangunan pengamanan pantai Krueng Raya Aceh Besar, pembangunan intake dan pipa transmisi air baku di tiga kabupaten (Aceh Utara, Aceh Sigkik, Nagan Raya), serta restorasi sungai Lawe Alas dan Lawe Bulan, restorasi Krueng Baro dan Krueng Tiro.

“Semua ini direncanakan oleh pemerintah dalam membangun Aceh untuk Aceh yang lebih baik,” pungkas Dadang.

Dikatakannya, salah satu permasalahan utama yang menghambat percepatan realisasi investasi saat ini adalah keterbatasan infrastruktur, termasuk pasokan listrik.“infrastruktur diperlukan, utamanya dalam mendukung agenda prioritas nawacita,”jelasnya.  Sasaran prioritas atau disebut juga “nawa cita” yang akan menjadi nafas pembangunan selama 5 tahun kedepan, antaralain, kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kemaritiman, pariwisata dan industri pangan. [Rel]

Related posts