Satu Jam, Tiga Jabatan Rio Hilang

Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh

Wawancara Khusus Surya Paloh

Jakarta— Sosoknya yang terlihat tegas agaknya tak sekadar karisma yang ditawarkan oleh Surya Paloh untuk menarik kader-kader muda Partai NasDem. Namun karakter itu ternyata juga ditunjukkan oleh pria kelahiran Banda Aceh 16 Juli, 64 tahun silam itu kepada anak buahnya yang terseret kasus dan mencemarkan nama partainya. Kali ini, si Sekretaris Jenderal Partai yang terkena gebrakan sang komandan partai.

Dalam pertemuannya dengan jurnalis CNN Indonesia, Hafizd Mukti Ahmad, kemarin, Jumat (16/10), Surya Paloh membeberkan ketegasan, kekecewaan sekaligus harapannya untuk partai yang baru berusia empat tahun itu.

Dengan resmi ditetapkannya status tersangka kepada Patrice Rio Capella, NasDem menyebut kejadian ini sebagai musibah. Seberat apa musibah ini untuk NasDem?

Ini relatif, seperti angin yang terasa di tubuh kita, terasa tapi kita mau tangkap, tapi tidak bisa. Dengan konsistensi sikap, itulah modal kita saat ini. Untuk membangun kesadaran masyarakat bagaimana kita bersama-sama menyadari kondisi objektif yang ada sebagai hal yang harus disikapi. Adanya perubahan cara berpikir dari ketertutupan menjadi keterusterangan akan menjadi sumbangsih yang berharga.

Apa pilihan yang bisa diambil oleh anggota yang terkena kasus seperti Rio Capella?

Kami berangkat dari sini. Menerima fakta ini, NasDem start dengan semangat ini. Maka code of conduct-nya jika ada di antara kami anggota, pengurus sampai pimpinan tertinggi, terkena kasus hukum secara lebih khusus korupsi, kita tidak menunggu sampai inkracht. Hanya ada dua pilihan, you berhenti atau diberhentikan. Ini kan sumbangan moralitas NasDem atas keberadaan partai sekarang. fenomena Ini saya rasa baru dilakukan NasDem.

Mengapa begitu cepat mengambil keputusan memberhentikan Patrice Rio Cappella?

Ukurannya jam dan itu komitmen. Bisa lihat tiga jabatan hilang dalam hitungan jam, sebagai Sekjen NasDem, sebagai anggota DPR RI dan sebagai anggota partai.

Kapan mendengar pertama kali Patrice menjadi tersangka?

Saya tahu tersangka, baru setelah ditetapkan KPK, satu jam setelah tersangka. Saya mendengar jika Patrice dipanggil sebagai saksi ya, dan Patrice sempat bertemu saya (sebelum dipanggil KPK). Perintahnya sedehana saja, hadapi itu, kooperatif, bicara sejujurnya, saya mendoakan harapan saya semoga berhenti sampai di situ (pemeriksaan). Tapi konsekuensinya, jika you jadi tersangka, you tahu apa artinya itu. Pada detik itu juga saya bicarakan langsung kepada Patrice, sebelum pemanggilan pertama. Patrice bilang, ‘baik, dan Oke.’ Saya rasa karena ini kultur yang ingin kami bangun di sini.

Dengan adanya kasus ini, bagaiman harapan NasDem kedepannya?

Saya rasa sejarah yang akan menilai, siapa partai yang melakukan hal ini. Ini untuk membuktikan ada era baru membebaskan biaya transaksi politik mulai dari kultur. Sejarah yang mencatat apakah konsistensi ini akan tetap berjalan dan tolong jangan mematikan semangat anak bangsa ini untuk menjadi orang baik. Bukan hanya bagi kader NasDem, tapi bagi siapapun yang ingin menjadi patriot-patriot kecil di negeri ini.

Setahun partai berjalan, ada dua-tiga orang yang diduga terlibat dari NasDem, apa yang Anda lihat dari hal itu?

Ini bagian dari konsekuensi, ada daya tarik di partai ini, ada magnitude-nya. Ada yang berpikir, ‘Apa-apaan ini partai sontoloyo‘. Banyak juga yang merasa terganggu atas keberadaan partai ini, dan memang tidak mudah bagi partai yang ingin konsisten. Jika tidak ada kelemahannya maka dicari lah kelemahannya.

NasDem suka dengan transparansi, tapi ini adalah bentuk rekayasa politik yang dikarenakan busuk hati saja. Dengki, syirik dan khianat, ada kecemburuan di sana. Konstruksi yang dibangun karena memang mereka sudah tidak suka dengan NasDem. Jadi sejak awalpun dikatakan ya memang mereka tidak suka.

sumber: cnnindonesia.com

Related posts