Harga Bawang Sering Anjlok, Petani Bawang Merah Minta Bantuan Pemerintah

Harga Bawang Sering Anjlok, Petani Bawang Merah Minta Bantuan Pemerintah

Aceh Besar (kanalaceh.com) – Sejumlah petani bawang merah di Desa Lam Manyang, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar, meminta pemerintah turun tangan mengatasi persoalan harga bawang di pasaran. Menurut para petani, harga bawang yang cenderung tidak stabil, kerab membuat mereka rugi.

Lebih lagi ketika masa panen tiba, para petani kecil yang tak tahu sistem pemasaran bawang dengan baik, kerab mendapat kerugian berganda. Mulai dari membusuknya hasil panen, hingga harga jual yang cukup rendah.

“Makanya kita pemerintah mau membantu sistem pemasaran. Dengan begitu harga harga (bawang merah) tidak anjlok. Hasil panen pun termanfaatkan dan tidak busuk,” kata salah seorang petani bawang merah, Gunawan (26) usai panen perdana 5000 meter lahan bawang miliknya.

Menurunya, pemasaran hasil panen bawang merah selama ini masih dilakukan di tingkat lokal, yakni di pasaran Kota Banda Aceh. Namun bila pemerintah mampu membantu meningkatkan pemasaran hingga ke luar daerah atau luar negeri, kata dia, para petani yang ada juga siap meningkatkan jumlah produksi.

Seperti halnya di lahan miliknya, jelas Gunawan, jika dikembangkan hingga satu hektar, maka hasilnya bisa mencapai 12 ton setiap kali panen.

“Kita nggak masalah dimodal. Cuma pemasaran yang kita minta dibantu pemerintah,” ujarnya.

Saat ini, kata Gunawan, harga bawang merah masih berada di kisaran Rp18 ribu – Rp20 ribu per kilogram. Namun tak tertutup kemungkinan jika jumlah barang membludak, harga bawang akan anjlok.

“Bisa aja lebih murah kalau barangnya banyak. Makanya ini juga harus dikontrol,” tuturnya.

Bawang merah hasil produksi petani Lam Manyang lebih mengutamakan pupuk kandang. Hal itu demi menghasilkan kualitas yang lebih baik. “Kami lebih utamain pupuk kompos agar lebih baik hasilnya,” katanya. [AL]

Related posts