PLUT Aceh siapkan KUMKM Aceh hadapi MEA

PLUT Aceh siapkan KUMKM Aceh hadapi MEA
Raihal Fajri Yahya, pemilik usaha Ija Kroeng Aceh, yang merupakan anggota PLUT KUMKM Aceh.

 

BANDA ACEH – Manajer Pusat layanan usaha terpadu (PLUT) provinsi Aceh, Murni Maard mengatakan, sektor KUMKM (koperasi usaha menengah kecil dan mikro), saat ini menjadi bagian penting bagi perekonomian Indonesia.

Secara nasional, kata Murni, kepada kanalaceh.com, Selasa (10/11), sektor ini menyerap hampir 107 juta tenaga kerja. Dan kedepan, lanjutnya, era pasar bebas Asean, atau Masyarakat ekonomi Asean (MEA), menjadi peluang sekaligus tantangan bagi para pelaku disektor ini.

Guna menghadapi pasar bebas Asean tersebut, para pelaku KUMKM Aceh mesti mempersiapkan diri, terutama melahirkan produk yang inovatif yang memiliki kompetensi di pasaran.

PLUT Aceh sendiri, kata Murni, adalah sebuah lembaga yang menyediakan jasa non finansial yang menyeluruh dan terintegrasi bagi para pelaku usaha koperasi dan UMKM, dan jasa itu meliput aspek meningkatkan kinerja produksi, pemasaran, akses pembiayaan, pengembangan SDM, teknis manajerial, serta kinerja kelembagaan dalam rangka meningkatkan daya saing KUMKM.

Keberadaan PLUT KUMKM Aceh sendiri, jelas Murni, bertujuan untuk memberikan layanan jasa non finansial serta sebagai solusi atas persoalan yang dihadapi para pelaku sektor ini guna meningkatkan produktivitas, nilai tambah, kualitas kerja dan daya saing produksi.

Untuk itu, sebutnya, bagi para pelaku KUMKM untuk tidak segan untuk datang ke kantor PLUT KUMKM regional Aceh yang beralamat di Jalan Tanoh Abe nomor 3 gampong Baro, Kuta Alam, Banda Aceh.

“Setiap pelaku bisa datang kemari, konsultasi, dan mendapatkan pelayanan secara gratis oleh konsultan KUMKM yang kami miliki,” tukasnya.

Saat ini, sebut Murni, sebanyak 1.500 pelaku KUMKM diseluruh Aceh telah menjadi anggota PLUT KUMKM regional Aceh, dan mereka yang tergabung dalam wadah ini kerap mendapatkan pelatihan, dan peningkatan skil.

Di PLUT Aceh sendiri, jelas Murni, pelayanan konsultasi yang diberikan meliputi bisnis KUMKM, pendampingan dan mentoring bisnis, pemasaran dan promosi, fasilitasi akses pembiayaan, pelatihan bisnis, networking, dan pelayanan pustaka entrepreneur. Fokus PLUT Aceh guna mendorong kemajuan sektor KUMKM di wilayah ini, dikarenakan sejumlah tantangan akan dihadapi oleh pelaku sektor ini jelang diberlakukannya pasar bebas bebas negara Asean, tambahnya.

Raihal Fajri Yahya, 34, mengapresiasi kinerja PLUT KUMKM Aceh, terutama dalam hal promosi produk lokal, dan juga melakukan intervensi langsung dengan membeli produk yang Ia hasilkan. Sebagai pelaku KUMKM yang memproduksi kain sarung merek Ija Kroeng, Raihal berharap peran PLUT KUMKM Aceh terus ditingkatkan, terutama dalam hal intervensi pasar dan mendorong kebijakan pemerintah Aceh berpihak pada produk lokal. Keberpihakan pemerintah pada sektor KUMKM di Aceh harus nyata, terutama berani membeli produk yang dihasilkan pelaku sektor ini, tukasnya.

Hal serupa dikatakan, Rita Yuliana, 40. Pemilik KSM Sejahtera yang beralamat di Gampong Blang, kecamatan Meuraksa ini mengakui dirinya banyak mendapatkan manfaat sejak bergabung dengan PLUT KUMKM Aceh. Dengan bergabung dengan PLUT, banyak pelatihan yang diperoleh, baik manajemen usaha, meningkatkan produksi, dan juga pemasaran.

Rita Yuliana yang memproduksi kerupuk dengan merek Tiram Emas ini menyebutkan, keberadaan PLUT terutama dalam memberikan dampingan bagi pengembangan bisnis usahanya memberikan dampak yang besar bagi pengembangan usahanya. [Saky]

Related posts