Kisah Satpam Bank Mandiri Banda Aceh Kembalikan Uang Nasabah

ilustrasi foto

PAGI, sekira pukul 11.05 WIB, Rabu (18/11), saya menuju anjungan ATM Bank Mandiri di Jalan Tgk Daud Beureueh, Banda Aceh. Turun dari mobil saya masuk ke dalam ruang ATM. Isteri dan anak saya menunggu di dalam mobil. Saat hendak memasuki ruang ATM, seorang Satpam bergegas membantu mendorong bukakan pintu.

“Silakan, Pak”, ucapnya penuh ramah.

Suasana dalam anjungan agak ramai. Hampir semua ATM sedang digunakan nasabah.

SAUDARAKU SEMUA. Entah karena terburu-buru dalam melakukan transaksi, kejadian itu pun terjadi.

Setelah menyelesaikan satu transaksi transfer, saya lanjutkan dengan penarikan tunai.
Tanpa sadar, saya hanya mengambil kartu ATM dan struk bukti penarikan, sementara uangnya lupa saya ambil. Lalu, saya masuk ke mobil dan langsung meluncur menuju kampus Darussalam.

Setiba di depan RSUD Zainal Abidin saya tersadar.
Saya hanya melihat ada struk, sementara uang yang tadi saya akses, ketinggalan di ATM.
Saya lihat dompet, uangnya tidak ada.
Saya diam, tidak menceritakan pada isteri yang duduk di samping saya, takut dia resah.
Dalam hati saya pasrah sambil bergumam, “ini musibah”.

Sepanjang jalan mengantar isteri kembali ke tempat usahanya, saya coba menenangkan diri.
Saya berzikir berulang-ulang, sembari membaca Ayat SERIBU DINAR berkali-kali.
Tentu, didalam hati masih juga berharap uang yang tertinggal tadi masih dapat kembali.
Kendati sulit bisa diyakini bahwa itu akan terjadi, apalagi suasana anjungan pagi tadi yang penuh antrian.

Sekitar hampir satu jam kemudian, setelah mengantarkan isteri dan anak, saya putuskan untuk kembali ke anjungan ATM yang sama. Saya harus mengambil uang tunai lagi karena memang butuh. Sambil juga berharap uang yang terlupa tadi bisa kembali, meskipun mustahil uang itu bisa saya dapatkan lagi. Mustahil, dan mustahil.

Suasana anjungan kali ini terlihat sepi. ATM yang tadi saya gunakan pun tidak ada yang pakai.
Entah bagaimana, tiba-tiba di luar anjungan melintas pak Satpam yang tadi pagi. Saya masih terbayang wajahnya yang simpatik. Saya memanggilnya dan ceritakan kejadian yang terjadi.

“Bapak tadi pakai ATM yang nomor berapa, dan uangnya berapa jumlahnya?”, tanyanya.
Lalu, saya jawab pertanyaannya dengan utuh dan sejujurnya.

Lalu, “ini uangnya, coba dihitung dulu, Pak”, ujarnya sambil menatap saya.
MASYA ALLAH, saya terpana dan seakan sulit mempercayainya.

Saya coba untuk memberikan Tip (balas jasa) atas kebaikan dan kejujurannya itu.
Dengan halus pak Satpam menolaknya, “terima kasih, Pak !”.
TERUS TERANG, saya benar-benar kagum pada kejujurannya.
Dan pasti, ALLAH SWT telah memuliakan saya pada hari ini, sesuai janji-NYA dalam ayat SERIBU DINAR.

[Cerita ini dikutip dari laman facebook Rustam Efendi, dan dipublikasi dengan izin yang bersangkutan]

Related posts