Investasi di Aceh minim sebabkan pengangguran

Banda Aceh (KANAL ACEH.COM) – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk (Disnakermobuk) Aceh, Kamaruddin Andalas menyatakan, meningkat jumlah pengangguran di provinsi paling ujung barat Indonesia tersebut dikarenakan kurangnya investasi.

“Akibat sedikitnya investor yang ingin berinvestasi mengakibatkan tingkat pengungguran terbuka terus bertambah, selain itu juga, Aceh bukan daerah transit karena daerah kita terletak paling ujung,”kata Kamaruddin, kepada wartawan, Selasa (22/12) di Banda Aceh.

Dikatakannya, kedua persoalan tersebut yang menjadi penyebab banyaknya pengangguran di Aceh. “Kalau hal itu terus dibiarkan maka kedepan angka pengangguran di Aceh akan terus bertambah,”unngkapnya.

Untuk menekan angka pengangguran di Aceh, kata Kamaruddin, Pemerintah kedepan akan melakukan perubahan pola yakni melalui peningkatan kapasitas, memberi pelatihan, serta meningkatkan ketrampilan bagi pemuda-pemuda dan calon-calon tenaga kerja.

Selanjutnya, tambahnya, mereka juga akan kita promosikan kepada perusahaan atau instansi yang membutuhkan tenaga kerja. “Oleh karena itu, sangat diperlukan tenaga fungsional untuk mensosialisasikan, dan sekaligus menfasilitasi antara yang membutuhkan tenaga kerja dan calon pekerja,”terangnya.

Kemudian, kedepan kita juga ingin mengefektifkan kembali BLK-BLK yang ada di Aceh supaya lebih fungsional dalam rangka melatih ketrampilan pemuda-pemuda Aceh. “Kalau memang nanti mereka sudah profesional maka kita akan berupaya mengirim tenaga kerja dengan jumlah besar ke luar, baik itu dalam bentuk magang atau pun dalam bentuk lainnya. Itu salah satu upaya kita mengurangi pengangguran terbuka ini,”jelasnya.

Ia menyatakan, saat ini jumlah pengangguran di Aceh berdasarkan data Badan Pusat Statistik, yang dirilis Agustus 2015, bahwa jumlah pengangguran di Aceh masih menempati posisi tertinggi di Indonesia, yakni mencapai 217 ribu orang atau 9,93 persen dari total jumlah penduduk.

Lebih lanjut, Kamaruddin menambahkan, banyak perusahaan-perusahaan besar di Aceh yang selama ini masih mempekerjakan tenaga dari luar Aceh. Padahal disini cukup banyak pemuda usia produktif yang dapat diperjakan.

“Banyak anggapan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Aceh mempekerjakan orang dari luar Aceh karena etos kerjanya bagus. Tapi, sebenarnya pemuda di Aceh juga memiliki potensi, hanya saja selama ini kurang diberdayakan, untuk kedepan pihaknya akan focus pada
peningkatan ketrampilan,”paparnya.

Kita akan memberdayakan pengangguran di Aceh untuk dilatih menjadi pekerja produktif. Untuk itu, Ia meminta PNS dengan jabatan fungsional pengantar kerja yang ada di lingkungan Pemerintah Aceh untuk bekerja.

Jabatan fungsional pengantar kerja harus bisa menghubungkan antara pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan pekerja. Di Aceh, hanya terdapat 337 pegawai dengan jabatan ini. Jumlah tersebut perlu diperbanyak mengingat pengangguran di Aceh cukup tinggi.

“Jabatan fungsional ini perlu diperbanyak, sekurang-kurangnya bisa menyebarluaskan informasi lowongan kerja di pedesaan maupun kecamatan,”demikian kata Kamaruddin. [T Irawan]

Related posts