Finlandia Tanyakan Soal Din Minimi Kepada Gubernur Aceh

Utusan Finlandia Bahas Perkembangan 10 Tahun Perdamaian Aceh
GUBERNUR Aceh Zaini Abdullah, saat menerima kunjugan Lars Backstrom yang merupakan utusan Presiden Marti Ahtisari, dan Dubes Finlandia untuk Indonesia H.E Mrs Pavi Hiltunen Tivio, di Banda Aceh. Rabu (20/1). FOTO : Suhaimi Tripa

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Utusan Presiden Finlandia, Lars Backstrom, mempertanyakan persoalan Din Minimi kepada Gubernur Aceh Zaini Abdullah, saat pertemuan keduanya di Banda Aceh, Rabu (20/1).

Dalam perbincangan tersebut, Lars Backstrom, secara khusus berbicara sudah sejauh apa penanganan Din Minimi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Aceh.

Backstrom yang didampingi Dubes Finlandia untuk Republik Indonesia, H.E, Mrs. Pavi Hiltunen Tivio, dalam kesempatan itu juga menyampaikan salam Presiden Finlandia kepada Gubernur Aceh Zaini Abdullah.

Usai pertemuan, kepada Wartawan, Rabu (20/1), Lars menegaskan komitmennya bahwa negara Finlandia akan terus memberikan dukungan dan memantau perkembangan perdamaian Aceh secara terus menerus.

Menurut Lars, dari pandangan Finlandia, selama 10 tahun berjalannya perdamaian Aceh, proses perdamaian sudah berjalan dengan baik, walaupun ada gangguan-gangguan kecil, seperti Din Minimi, dan kelompok small grup, atau kelompok kecil bersenjata lainnya di Aceh, secara keseluruhan hal tersebut tidak menggangu stabilitas keamanan di Aceh.

Sementara itu, Dubes Finlandia untuk Indonesia, H.E Mrs Pavi Hiltunen Tivio memandang bahwa Aceh adalah tempat yang sangat penting bagi negara tersebut, sebab, melalui mantan Presiden negaranya perdamaian di Aceh dapat diwujudkan.

Saat ditanyakan perihal kemungkinan investasi negara itu di Aceh, Dubes mengatakan bahwa, Aceh memiliki banyak potensi yang memungkinkan pihaknya untuk bekerjasama diberbagai sektor, dan untuk itu, pihaknya akan mengirimkan delegasi bisnis untuk melihat berbagai peluang yang dapat dikerjasamakan nantinya.

Namun untuk kedepan, kami melihat banyak hal yang dapat dikerjasamakan, seperti bidang pariwisata, pendidikan, dan juga kesehatan. “Saat ini kami masih melihat berbagai peluang yang mungkin untuk bisa dikerjasamakan,” jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah, menyebutkan, beberapa hal yang secara spesifik ditanyakan oleh pihak Finlandia, diataranya adalah pelaksanaan otonomi khusus di Aceh, pariwisata dan peran perempuan dalam pembangunan.

Keduanya, kata gubernur, memberikan apresiasi yang tinggi dalam pembangunan Aceh pasca perdamaian, dan secara khusus menyampaikan pesan dari Presiden Marti Ahtisari kepada dirinya. [Saky]

Related posts