Pentingnya Deradikalisasi Melawan Terorisme

Pentingnya Deradikalisasi Melawan Terorisme
Diskusi publik " Meninjau Kembali Konsep Deradikalisasi Dalam Penanganan Terorisme di Indonesia" di fakultas Ushuluddin, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Jumat (29/1) (Kanal Aceh/Aidil Saputra)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Dalam upaya melawan radikalisme dalam kasus terorisme yang sedang marak saat ini, diperlukan upaya yang serius dan menyeluruh. Salah satunya bisa dilakukan dengan program deradikalisasi.

Hal tersebut disampaikan salah seorang alumnus fakultas Ushuluddin UIN Ar Raniry, Marzuki Ismail dalam diskusi dengan tema Meninjau Kembali Konsep Deradikalisasi dalam Penanganan Terorisme di Indonesia di Aula Fakultas Ushuluddin UIN Ar-Raniry, Jumat (29/1) pagi.

Marzuki Ismail menjelaskan, program deradikalisasi merupakan upaya menghilangkan paham radikal yang memiliki kecenderungan memaksakan kehendak dan perubahan dengan menggunakan kekerasan. Kemudian paham radikal tersebut digantikan dengan penanaman paham anti kekerasan yang mengedepankan dialog dan komunikasi dalam menyelesaikan suatu permasalahan.


Baca juga:

Yusni Sabi: Aksi Radikal Bermula dari Ide

Prodi Sosiologi Agama UIN Ar-Raniry Gelar Diskusi tentang Radikalisme


“Menghadapi gerakan radikal perlu adanya deradikalisasi kepada para mantan pelaku teror agar sifat dan pemikiran menjadi lebih halus tanpa menggunakan kekerasan. Karena itulah deradikalisasi ini menjadi penting,”kata Marzuki.

Sementara Guru Besar studi Islam, Yusni Sabi dalam paparannya menjelaskan ada dua jenis radikal, yaitu ide radikal dan aksi radikal. Ide radikal muncul dari individu-individu dalam suatu lingkungan sosial. Jika dibiarkan, ide radikal ini bisa menjadi aksi radikal.

Menurutnya, ide radikal hanya sebatas pemikiran saja, tetapi belum sampai membuat provokasi kepada masyarakat. Ide radikal biasanya hanya sebatas ucapan individu saja tanpa mengajak orang lain untuk berbuat kekerasan.

“Pemikiran radikal itu sah-sah saja jika belum sampai membuat aksi. Jadi, tetap hati-hati,” ucapnya.

Diskusi tentang radikalisme tersebut merupakan agenda yang dilaksanakan Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh bekerjasama dengan Aceh Development Watch (ADW).

Selain Marzuki Ismail dan Yusni Sabi, materi diskusi juga disampaikan salah seorang dosen prodi Sosiologi Agama UIN Ar-Raniry, Sehat Ihsan Sadiqin yang memaparkan fenomena munculnya kelompok-kelompok radikal di Indonesia. [Aidil Saputra]

Related posts