Potensi Ekowisata di Lanskap Ekosistem Leuser

Potensi Ekowisata di Lanskap Ekosistem Leuser
Sungai Sei Buluh, salah satu sungai yang membelah Taman Nasional Gunung Leuser di kawasan Sei Serangan, Tangkahan (Tribunnews)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Potensi ekowisata akan dikembangkan di Lanskap Ekosistem Leuser yang berada di Kabupaten Aceh Selatan, Gayo Lues, Aceh Tenggara, serta sebagian Taman Nasional Leuser dan Suaka Marga Satwa Singkil. Saat ini program ekowisata di lanskap (bentang alam) Leuser ini tengah digarap oleh Lestari-USAID.

Koordinator Project Lestari–USAID Aceh, Ivan Krisna, mengatakan bahwa program ekowisata jika dikembangkan dan dikelola secara efektif, akan memiliki potensi besar untuk menjadi alternatif mata pencarian masyarakat. “Dengan tetap melestarikan warisan alam dan budaya yang unik,” ujarnya dalam diskusi program bersama para pihak di Banda Aceh, Senin (1/2).

Menurut Ivan, kawasan Leuser masih mempunyai keseimbangan yang besar dan menjadi tempat hidup hewan langka, seperti harimau, gajah, badak, beruang madu, dan orang utan. Hal itu menjadi salah satu daya jual kawasan tersebut. “Mereka bisa hidup di satu tempat, menandakan ekosistem masih sangat seimbang.”

selain mengembangkan ekowisata, Ivan mengatakan proyek Lestari–USAID secara umum adalah mengelola hutan secara berkesinambungan, yang dirancang untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Juga melestarikan keanekaragaman hayati pada ekosistem hutan dan bakau yang kaya akan karbon dan bernilai konservasi tinggi.

Kepala Dinas Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi menilai program ekowisata di Lanskap Leuser sangat mendukung program kerja pihaknya dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Aceh.

Menurut dia, hal terpenting dalam program wisata ini adalah menyiapkan masyarakat sekitar. “Juga perlu dikaji targetnya, siapa yang jadi pemandu, dan juga harus punya cara menjual atau promosi yang jelas,” ujar Reza.

Dia mengatakan Aceh memiliki setidaknya 800 obyek wisata yang dapat dikembangkan. Diakuinya selama ini, lokasi-lokasi tersebut kebanyakan masih merupakan potensi dan belum layak disebut destinasi. [Tempo]

Related posts