Nelayan Singkil budidaya ikan di danau asin

Nelayan Singkil budidaya ikan di danau asin
Ilustrasi budidaya ikan (Liputan6)

Singkil (KANALACEH.COM) – Masyarakat nelayan di Kabupaten Aceh Singkil saat ini sudah mulai menggalakkan budidaya ikan kerapu dan ikan kakap di atas bantaran danau air asin melalui pemasangan keramba jaring apung.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Singkil, Ismed Taufiq mengatakan bahwa keramba jaring apung yang dimiliki oleh masyarakat di atas bantaran danau anak laut itu merupakan bantuan pemerintah daerah melalui Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK).

Ismed Taufiq menambahkan, sarana dan prasarana keramba jaring apung yang dibantu oleh Pemkab Singkil untuk masyarakat nelayan tersebut tidak dalam bentuk individu atau perorangan, melainkan melalui kelompok-kelompok budidaya yang dibentuk dari masyarakat nelayan miskin.

”Dalam satu kelompok memiliki anggota lima sampai dengan delapan orang nelayan dan Alhamdulilah, saat ini sudah lima kelompok yang membudidaya ikan keramba jaring apung di bantaran danau anak laut,” ujarnya di Singkil, Senin (14/3).

Danau anak laut tersebut persis berada di sepanjang jalan Kota Singkil dan sangat berpotensi untuk dibudidayakan ikan jenis kerapu ataupun jenis ikan kakap, karena danau seluas sekitar 200 hektar tersebut memiliki air yang asin karena bersambung dengan lautan.

Ia mengatakan lagi, lima kelompok nelayan yang saat ini sedang menggalakkan budidaya ikan jenis kerapu dan ikan kakap di seputaran danau anak laut tersebut sudah mulai membuahkan hasil yang sangat lumayan dalam menunjang ekonomi rumah tangga mereka.

”Program ini kami mulai sejak 2013 lalu dengan membentuk dua kelompok budidaya sebagai bentuk uji coba. Semua sarana dan prasarana keramba seperti jaring dan pakan kita berikan pada mereka dan ternyata hasilnya sangat memuaskan nelayan,” tuturnya

Selain lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan tambak, keuntungan lain, budidaya ikan keramba di bantaran danau ini waktu panennya pun menjadi lebih singkat dan dapat menekan biaya pakan serta biaya pemeliharaan.

Karena itulah, lanjutnya, program pemberdayaan nelayan melalui bantuan sarana dan prasarana keramba ini pada tahun-tahun berikutnya terus digalakkan Pemkab Aceh Singkil dengan mengalokasikan anggaran tambahan kelompok.

”Melalui anggaran APBK 2015 lalu, kami berhasil membina tiga kelompok baru sebagai upaya penambahan budidaya. Jadi, dengan adanya penambahan jumlah kelompok yang kita bina saat saat ini sebanyak 5 kelompok,” katanya.

Upaya penambahan tersebut bukan saja dilakukan pada tahun 2015 lalu, namun, di tahun-tahun berikutnya program pemberdayaan nelayan itu terus dilakukan, baik di tahun 2016 ini maupun pada tahun-tahun yang akan datang.

”Danau anak laut ini memang sangat berpotensi untuk dikembangkan budidaya ikan keramba, jadi berhubung anggaran daerah kita ini terbatas, makanya program kesejahteraan nelayan ini kita lakukan secara bertahap,” sebutnya.

Selain bantuan budidya keramba, Pemkab Aceh Singkil melalui Dinas Kelautan dan Perikanan juga telah menyalurkan bantuan alat bantu penangkapan ikan untuk nelayan yang masih mengunakan perahu tradisional.

”Di Singkil ini ada nelayan budidaya ada nelayan tangkap, jadi untuk nelayan tangkap yang masih tradisional, kita telah menyalurkan bantuan berupa alat bantu penangkapan termasuk 50 unit JPS sumber anggaran yang sama,” ungkapnya.

Ia berharap dengan telah diberikan bantuan tersebut para nelayan di wilayahnya dapat lebih mandiri tanpa mengharapkan bantuan agar anggaran daerah yang ada dapat digunakan untuk membangun insfratruktur lainnya.

”Saya berharap para nelayan terus mandiri tanpa mengaharapkan bantuan pemerintah, karena Bapak Bupati saat ini sedang berupaya membawa daerah ini ke arah yang lebih maju sebagaimana kabupaten lain di Aceh,” ujar Ismed Taufiq. [Antara]

Related posts