Kisah mantan petani ganja di Lamteuba

Kisah mantan petani ganja di Lamteuba
Ketua Kelompok Tani Oisca Lamteuba, Aceh Besar, Fauzan (27) yang juga mantan petani ganja (tengah kemeja bergaris biru putih). (Kanal Aceh/Aidil Saputra)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Ketua Kelompok Tani Oisca Lamteuba, Aceh Besar, Fauzan (27) warga Gampong Lambada, Kecamatan Seulimuem menceritakan ia pernah menjadi petani ganja dua kali pada tahun 2002 bersama 20 teman seprofesi lainnya.

Alasan ia dan teman-teman lainnya tidak menjadi petani ganja lagi karena takut ditangkap oleh pihak keamanan. Selain itu, juga tidak mendapatkan hasil dari menanam ganja.

“Sebelum panen, malah tanaman itu dimusnahkan oleh TNI dan Polri. Kadang kami dibohongi oleh bos,” kata Fauzan.

Cerita itu disampaikan Fauzan kepada Kapolri Jendral Polisi Badrodin Haiti yang mendengar kisah bekas petani ganja saat menghadiri pemusnahan ladang ganja sekitar 21 hektar dari empat titik lokasi di daerah Lamteuba, Aceh Besar, Jumat (1/4).

Fauzan mengatakan, Kelompok Tani Oisca Lamteuba, Aceh Besar ini sudah berdiri sejak tahun 2012. Para bekas petani ganja ini beralih profesi menjadi petani menanam palawija, kacang kuning, jagung dan tanaman keras lainnya.

Saat ini, Kelompok Tani Oisca Lamteuba dari beberapa petani lainnya sudah mempunyai 15 hektar lahan pertanian. Punya pribadi kira-kira seluas dua hektar.

Dulunya, ia menceritakan menanam ganja hanya di lahan seluas 1000 meter persegi. Menurutnya untuk menanam ganja di Lamteuba tidak sulit, karena tanah di sini cukup subur jadi tak perlu menggunakan pupuk.

“Sekarang untuk menanam tanaman apapun di sini sulitnya itu karena banyaknya hama babi. Perlu dipagari dengan kawat berduri, tidak bisa menggunakan pagar kayu,” ujarnya.

Dia memohon kepada pemerintah melalui Kapolri agar disediakannya kawat duri untuk dibuat pagar agar hasil tanaman para petani, khususnya Oisca Lamteuba bisa panen dengan baik.

Kepala Sekolah SMA Lamteuba, Hamdani mengatakan bersama BNN Aceh selalu memberantas peredaran narkoba. Ia menambahkan bahwa tanaman ganja sekarang ditanam secara sembunyi-sembunyi, sehingga banyak masyarakat di Lamteuba tak menyadari ada tanaman ganja yang sengaja ditanam.

“Kami sangat yakin lima tahun ke depan, jika memang para penegak hukum melakukan kerja seperti ini maka daerah Lamteuba bisa steril dari perderan narkoba, khususnya ganja,” kata Hamdani.

Kapolri Jendral Polisi Badrodin Haiti menilai tanah di Aceh, khususnya Lamteuba memang cukup subur. Jika memang masyarakat berkonsentrasi untuk menjadi petani tanaman produktif, maka masyarakat bisa sejahtera.

“Saya meminta kepada kepala dinas pertanian agar memberikan penyuluhan kepada masyarakat,” tutur Kapolri.

Jendral polisi berbintang empat ini juga berharap agar para petani yang sudah taubat ini bisa mengajak petani ganja yang masih aktif, dengan berkoordinasi dengan pemerintah setempat maupun aparat keamanan. [Aidil Saputra]

Related posts