PC Sapma PP minta pemerintah benahi manajemen RSIA

Jenazah Suryani dan bayinya, saat akan dibawa ke pemakaman umum, Gampong Lambateng, Aceh Besar, Selasa (29/3). (Saky)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Bidang Peranan Wanita Pengurus Cabang Satuan Pelajar Siswa dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (PC Sapma PP) Kota Banda Aceh merasa prihatin dengan kasus kematian Suryani dan bayinya di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) beberapa waktu lalu.

Ketua Bidang Peranan Wanita PC Sapma PP, Arusyha Zhafira mengatakan seharusnya pihak RS lebih cepat mengambil suatu tindakan medis, apalagi setelah diketahui pasien sudah mengalami kesakitan dan tidak dapat penanganan dari dokter selama 8 jam dan sudah benar-benar fatal.

“Jika memang pada saat itu tidak ada dokter yang dapat menangani pasien, sebaiknya ada kebijakan dari pihak RS, seperti halnya direktur sebagai pilihan terakhir untuk dapat mengambil tindakan dengan mencari dokter pengganti ataupun dari pihak RS agar dapat memberikan surat rujukan dengan secepatnya,” kata Arusyha Zhafira dalam siaran pers yang diterima Kanalaceh.com, Senin (4/4).

Ia meminta pemerintah dari legislatif dan eksekutif agar melakukan evaluasi dan membenahi manajemen RSIA dengan segera karena kasus seperti ini menyangkut dengan nyawa pasien. “Di sini kami juga berharap kepada seluruh tim medis di rumah sakit Kota Banda Aceh untuk menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan pada pasien tanpa memandang latar belakangnya dan kasus seperti ini jangan sampai terulang lagi,” ujarnya.

Ia menegaskan, persalinan merupakan proses yang menyangkut dua nyawa manusia. Dengan adanya kasus seperti ini diharapkan untuk pihak yang bersangkutan agar dapat menangani serta mengambil tindakan dengan secepatnya.

“Agar tak ada lagi kelalaian medis yang terjadi serta tidak ada lagi Suryani selanjutnya. Dan perlu diingat bahwa jika satu nyawa bayi hilang, maka hilanglah generasi yang kelak dapat menjadi penerus bangsa,” tuturnya. [Sammy/rel]

Related posts