Empat cara menanggulangi tsunami di Provinsi Wakayama

Gubernur Wakayama, Jepang, Yoshibu saat mengisi kuliah umum di Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh seusai meresmikan Japan Corner, Minggu (17/4). (Kanal Aceh/Aidil Saputra)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Gubernur Wakayama, Jepang, Yoshibu Nisaka menyebutkan ada empat cara menanggulangi bencana tsunami yang terjadi di Provinsi Wakayama, Jepang agar tidak menimbulkan korban jiwa.

Hal itu disampaikan Yoshibu Nisaka saat mengisi kuliah umum di Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh seusai meresmikan Japan Corner, Minggu (17/4).

Pertama, yaitu melarikan diri untuk melindungi nyawa dan berlari ke tempat yang lebih aman dan tinggi. Dengan cara menetapkan tingkat keselamatan di setiap tempat evakuasi.

“Memberi tanda bintang di setiap tempat evakuasi. Makin banyaknya tanda bintang berarti tempat evakuasi makin aman,” katanya.

Lanjutnya, kedua memberikan informasi akan adanya tsunami. Informasi akurat diberi sesegera mungkin agar warga bisa berlari. Bisa dengan memberi layanan informasi bencana melalui email dan aplikasi searching tempat evakuasi.

“Memperkuat pengumpulan data dan informasi terkait gempa dan tsunami. Membangun sistem sedemikian rupa agar dapat data dan info secara real time dari sistem pengawasan gempa dan tsunami. Jaringan pengawasan real time dipasang di bawah laut,” ujarnya.

Ketiga, adalah menata wilayah agar tidak terdapat wilayah yang kesulitan untuk dievakuasi. Menurutnya, saat ini masih terdapat wilayah di mana tidak cukup waktu bagi warga untuk melarikan diri karena dekat dari pusat gempa Paling Nankal.

“Untuk mencegah itu membuat penguatan tanggul di sungai, pantai, pelabuhan yang dilakukan secara bertahap dan terencana dalam 10 tahun dengan menghabiskan anggaran sekitar 46 miliar yen,” ungkap Yoshibu.

Dan yang keempat, yaitu belajar melalui pelatihan dan pendidikan. Melakukan pelatihan evakuasi tiap tahun pada tanggal 5 November yang bekerja sama dengan sekolah dan wilayah setempat.

“Dengan pelatihan ini diharapkan agar setiap warga berpikir sendiri dan memahami harus melakukan evakuasi kemana dan butuh waktu berapa lama menuju tempat evakuasi.

Selain itu, tambahnya, melakukan pendidikan pencegahan bencana, dengan belajar prestasi dan semangat Hamaguchi Goryo dalam pendidikan formal. [Aidil Saputra]

Related posts