Massa Batee demo lokasi pabrik semen

Ilustrasi demonstrasi. (Antara Foto)

Sigli (KANALACEH.COM) – Massa berjumlah 1.000 orang lebih, asal Gampong Kulee, Kecamatan Batee, Pidie, Sabtu (16/4) melakukan aksi demo di lokasi pembangunan pabrik semen di Buket Talek Dasanah, perbatasan Kecamatan Batee dengan Muara Tiga, 15 Km dari Sigli, Kabupaten Pidie.

Warga mengklaim tanah sebagai tempat pembangunan pabrik Semen Indonesia ini, sebagian masih milik warga karena belum tuntasnya ganti rugi oleh PT Samana Citra Agung, sebagai mitra PT Semen Indonesia yang baru memulai proses pembangunan pabrik.

Amatan di lapangan saat berlangsungnya aksi demo kemarin, tidak ada aktivitas alat berat yang bekerja saat massa menggunakan mobil pikap dan sepeda motor menuju lokasi pabrik. Padahal satu bulan terakhir ini, sejumlah alat berat sedang fokus pada pengerjaan sarana jalan yang realisasinya sudah mencapai satu kilometer.

Di lokasi pabrik semen itu, massa laki-laki dan perempuan berteriak menuntut penyelesaian ganti rugi tanah mereka oleh PT Samana –bukan kepada PT Semen Indonesia– sambil mengusung spanduk bertulis “Kami Mendukung Dibangun Pabrik Semen, tapi Selesaikan Ganti Rugi Tanah karena Kami Dizalimi PT Samana Citra Agung”. Dalam demo tersebut massa tidak melakukan orasi, mereka hanya mengusung spanduk berisi tuntutan.

Petugas keamanan dari Polsek Batee dan Muara Tiga yang dibantu TNI, ikut mengawasi penyampaian aspirasi ini oleh warga. Tidak ada aksi-aksi menjurus anarkis dilakukan pendemo. Para pendemo juga mendatangi lokasi parkir alat berat milik PT Samana Citra Agung.

Koordinator aksi, Tgk Abdurahman (63) mengatakan, warga Gampong Kulee melancarkan aksi demo karena PT Samana Citra Agung belum membayar ganti rugi tanah warga sekitar 1.000 hektare lebih. Padahal itu lahan produktif (kebun dan padang gembala ternak).

Jika masalah ganti rugi tanah belum selesai, PT Samana Citra Agung diminta menghentikan pekerjaan. “Mulai hari ini, PT Samana Citra Agung harus menghentikan pekerjaannya. Proyek ini baru boleh berlanjut jika hak-hak warga telah dibayar,” kata Tgk Abdurrahman dibenarkan warga lainnya.

Menurutnya warga tidak menghalangi pembangunan, malah menginginkan pabrik semen tetap berdiri tanpa melibatkan PT Samana Citra Agung, karena perusahaan ini tidak telah menzalimi warga terkait ganti rugi lahan. “Sampai kini, pihak PT Samana Citra Agung pun belum pernah bertemu langsung dengan warga Kulee, guna membicarakan masalah pembayaran tanah warga,” ujarnya.

Pelaksana PT Samana Citra Agung, Taufik, kepada Serambi, Sabtu (16/4) mengatakan, pihaknya tidak mengetahui warga yang datang ke lokasi pembangunan pabrik semen. “Kemungkinan ada sesuatu yang belum berhasil kita dapatkan, maka warga kemari. Atau bisa saja ada uneg-uneg yang belum terjawab secara tuntas bagi mereka,” ujarnya.

Namun, ia mengatakan tetap akan menampung aspirasi warga. Ia juga berjanji segara membawa aspirasi warga ini ke pimpinannya di PT Semen Indonesia.

“Saya mencatat keluhan mereka, dan akan kami bawa ke pimpinan di Banda Aceh. Saya tidak bisa memutuskan apa keluhan warga karena saya tidak memiliki wewenang,” katanya.

Terkait adanya aksi ini kemarin, aktivitas di lokasi pabrik dihentikan untuk menghormati warga yang datang menyampaikan keluhan mereka.

“Jika pekerjaan dilanjutkan saat warga datang, saya khawatir warga akan tersinggung,” kata Taufik, tanpa menjelaskan apakah penghentian ini akan dilanjutkan Minggu (17/4) hari ini sesuai keinginan warga, atau tetap melanjutkan pekerjaan yang sudah berjalan 20 hari itu. [Serambinews]

Related posts