Tiga ribu penghuni LP di Aceh kasus narkoba

Tiga ribu penghuni LP di Aceh kasus narkoba
Kepala BNNP Aceh, Armensyah Thay menunjukkan barang bukti jenis sabu hasil tangkapan dari dua pengedar sabu di Sabang di kantor BNNP Aceh, Batoh, Banda Aceh, Kamis (17/3). (Kanal Aceh/Aidil Saputra)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kepala Divisi Administrasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh, Zulkifli, SH, MH, menyatakan sekitar 3.000 lebih atau sekitar 60 persen warga binaannya terkait kasus narkoba.

“Saat ini ada sekitar 5.300 warga binaan yang menghuni Lapas dan Rutan di wilayah Aceh dan sekitar 60 persen penghuninya terkait kasus narkoba,” kata Zulkifli, disela-sela penyerahan bantuan sosial dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Senin (25/4/2016).

Katanya, jika dibandingkan dengan jumlah pegawai Kanwil Kemenhum dan HAM Aceh hanya 866 orang, maka diperlukan kerjasama semua pihak termasuk dari warga binaan untuk menjaga kenyamanan dan keamanan.

“Jumlah itu masih kurang, sebab ada petugas administrasi. Tidak semua untuk pengamanan,” sebutnya.

Sebelumnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia atau disingkat BI, menyerahkan bantuan sosial kepada Rumah Tahanan Negara yang disingkat Rutan Lhoknga untuk pemberdayaan warga binaan Rutan yang dihuni kaum hawa.

Bantuan program sosial BI berupa enam unit mesin jahit, tujuh unit mesin bordir, empat unit mesin obras, peralatan pembuatan kue dan peralatan shalat dari Persatuan Istri Pegawai BI yang disingkat Pipebi.

Selain menyerahkan bantuan untuk Rutan Lhoknga, pada hari yang sama juga dilakukan pelatihan ketrampilan menjahit dan pembuatan kue bagi warga binaan.

Menurut Kepala Rutan Lhoknga, Ridha Ansari, bantuan ini sangat berguna dalam mengembangkan bakat dan minat warga binaan, sehingga saat keluar warga binaan dapat bekerja mandiri.

“Tahap awal, ada enam warga binaan nantinya akan dilatih membuat peci dengan alat bantuan dari BI,” kata Ridha.

Ia mengatakan, kapasitas Rutan Lhoknga dapat dihuni 150 orang, namun saat ini baru terisi sebanyak 81 orang terdiri dari 64 orang wanita dan 17 orang anak-anak laki-laki berusia 16-18 tahun.

Ia menyatakan, program bantuan sosial ini memberi suport bagi warga binaan dalam menjalankan binaan selama di Rutan.

“Saya harap warga binaan usai mendapat pelatihan ini dan keluar berbaur dengan masyarakat hendaknya dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Setidaknya bagi warga di sekitarnya,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Aceh, Ahmad Farid, mengatakan, bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan partisipasi bagi kaum perempuan dalam membangun negara ini. [Baihaqi]

Related posts