Dikasari senior, ortu santri MUQ Pagar Air lapor polisi

Ilustrasi bullying. (Merdeka)

Jantho (KANALACEH.COM) – Sebanyak 11 santri kelas IV Madrasah Ulumul Quran (MUQ) Pagar Air, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, diduga dikasari 5 seniornya, Rabu (4/5) dini hari sekira pukul 01.00 WIB. Insiden yang dialami para hafiz (penghafal Alquran) itu awalnya tidak diketahui ustaz atau pembina sekolah.

Seorang wali dari murid yang menjadi korban pemukulan, Suryaminto, Minggu (8/5) kepada Serambi mengatakan, ia telah membawa anaknya MR untuk divisum di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) setelah insiden tersebut.

“Saya sangat kecewa dengan kekerasan yang terjadi di sekolah penghafal Alquran itu. Saya sudah visum dan laporkan ke Polsek Ingin Jaya pagi harinya,” ujar Surya.

Menurutnya, akibat pemukulan itu anaknya mengalami bengkak di kepala dan sakit di bagian perut. “Perilaku pelaku seperti preman yang menjajah adik letingnya. Saya kecewa dengan pimpinan dayah yang tidak melindungi siswanya,” kata Surya.

Ia mengatakan, kejadian itu berawal saat dirinya menerima telepon dari putranya MR di dayah pada pukul 01.00 dini hari. “Orang tua mana yang tidak emosi saat tahu anaknya dihajar di sekolah. Langsung saja saya dan abangnya datang ke dayah untuk minta penjelasan,” ujar Surya.

Sesampai di sekolah, Surya melihat lampu pekarangan dayah dimatikan, tetapi lampu rumah warga di sekitar dayah hidup.

“Saya makin emosi saat lihat puluhan siswa kelas IV termasuk anak saya dibariskan oleh ustaz. Sedangkan anak kelas V disuruh tidur,” kata Surya lagi.

Hal senada juga dikatakan Azhar dan Nurbaiti, wali murid lainnya yang mengaku anak mereka juga merasakan sakit di bagian perut. Bahkan kata Nurbaiti, berdasarkan keterangan putranya AR, seorang siswa kelas V membawa benda tajam saat keributan itu.

Sementara itu Pimpinan Dayah MUQ Pagar Air, Drs H Sualip Khamsin mengakui adanya peristiwa itu. Menurutnya, pihaknya telah mengantongi 11 korban dan 5 pelaku dalam cekcok yang terjadi antara siswa kelas IV dan V.

“Kami upayakan damai dengan memanggil semua pihak yang terlibat beserta orang tuanya. Insiden itu konflik antara dua leting, bukan penghakiman yang dilakukan senior,” ujarnya. [Serambinews]

Related posts