MAA Bireuen adakan seminar Kerajaan Jeumpa

Seminar Kerajaan Jeumpa dengan tema Penelusuran sejarah Kerajaan Jeumpa di halaman Meunasah Gampong Blang Seupeung, Kecamatan Jeumpa, Bireuen, Rabu (11/5). (Ist)

Bireuen (KANALACEH.COM) – Majelis Adat Aceh (MAA) Kabupaten Bireuen mengadakan seminar Kerajaan Jeumpa dengan tema Penelusuran sejarah Kerajaan Jeumpa di halaman Meunasah Gampong Blang Seupeung, Kecamatan Jeumpa, Bireuen, Rabu (11/5).

Turut hadir dalam acara tersebut Raja Noor Jan Shah Ibni Al-Marhum, Y.A.M. Raja Tuah Shah yang merupakan Raja Kesultanan Malaka Darul Islam ke-44 dan Tuanku Putri Zaidatul Mardiah binti Syed Yussuf, Ketua DPRK Bireuen, Ridwan Muhammad, anggota DPRK Bireuen, Kepala SKPK, anggota MAA kabupaten dan kecamatan serta tokoh masyarakat.

Ketua MAA Kabupaten Bireuen, Jailani mengatakan seminar yang diikuti sekitar 2000 peserta itu dilaksanakan untuk menelusuri sejarah Kerajaan Jeumpa.

“Seminar ini merupakan suatu cara untuk mengumpulkan sejarah yang begitu panjang dan akan kita konferensikan tahun depan, menghadirkan pembicaraa Ketua MAA Aceh, Tgk Abdurrahman Kaoi, dengan judul ‘Asal usul Kerajaan Jeumpa”,  Ir Razuadi MT, dan Sekda Aceh Tamiang, tentang Koneksi Kerajaan Islam Jeumpa dengan Dinasti Sasnia Persia,” sebutnya.
Bupati Bireuen, Ruslan M Daud mengatakan seminar yang diadakan itu merupakan langkah awal dalam rangka menata kembali sejarah Kerajaan Jeumpa yang sempat pudar. “Dengan adanya seminar ini akan membuka lebar kunci sejarah kerajaan Jeumpa yang ada di Kabupaten Bireuen,” ujarnya.
Lanjutnya, Kerajaan Jeumpa adalah sebuah kerajaan yang berada di sekitar daerah perbukitan mulai dari pinggir sungai Peudada di sebelah barat hingga Pante Krueng Peusangan di sebelah timur pada sekitar abad ke-VIII Masehi.
“Istana Raja Jeumpa terletak di Desa Blang Seupeueng yang dipagari di sebelah utara, sekarang disebut Cot Cibrek Pinto Ubeut. Masa itu, Desa Blang Seupeueng merupakan pemukiman yang padat penduduknya dan juga merupakan kota bandar pelabuhan besar yang terletak di Kuala Jeumpa,” kata Ruslan.
Ia berharap sejarah Raja Jeumpa tersebut bisa menjadi muatan lokal yang diajarkan di sekolah-sekolah. “Agar sejarah tersebut tak pudar dan dilupakan oleh generasi mendatang.” [Sammy/rel]

Related posts