Aceh butuh cadangan listrik 100 MV

Rapat antara Komisi III DPRA dengan PLN wilayah Aceh di ruang rapat Komisi III DPRA, Banda Aceh, Senin (16/5). (Kanal Aceh/Aidil Saputra)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Manajer bidang teknik PLN wilayah Aceh, Bimo Samudro menjelaskan bahwa Aceh butuh cadangan 100 MV lagi agar kondisi kelistrikan di Aceh bisa berjalan normal.

Hal itu disampaikan Bimo seusai menggelar rapat dengan Komisi III DPRA di ruang rapat komisi III DPRA, Banda Aceh, Senin (16/5).

Maka dari itu, lanjut Bimo, untuk menambah suplai listrik pihak PLN wilayah Aceh akan menambah kapasitas sebesar 100 MV di PLTG Arun pada akhir 2017 nanti.

“Tahun 2018 di PLTA Peusangan, Takengon menambah 2×20 MV pada 2018, dan di PLTU Nagan Raya akan menambah kapasitas menjadi 2×200 MV pada 2020,” katanya.

Selama ini, Bimo menilai Aceh butuh listrik 320 MV, sementara apabila tiga pembangkit besar yang ada di Aceh, yaitu dua unit PLTU Nagan Raya dan satu pembangkit Perta Gas Arun bergabung bisa mencapai 360 MV, berarti lebih. Hanya saja tidak mempunyai cadangan.

“Jika pembangkit besar seperti di Nagan Raya, anggap saja 100 MV mengalami gangguan, artinya jika 360 MV dikurangi (ada kerusakan) 100 MV maka menjadi 260 MV, berarti pasokan listrik mengalami gangguan. Nah maka kita butuh cadangan 100 MV agar pasokan listrik bisa normal,” ujarnya.

Sementara itu, Manajer Perencanaan PLN wilayah Aceh, Arief Mudari mengakui bahwa listrik di Aceh masih bergantung dengan pasokan dari Sumatera Utara karena interkoneksi sangat diperlukan untuk saling membantu suplai listrik di daerah.

“Di pulau Sumatera dari Aceh hingga Lampung sudah ada kesinambungan dan itu diatur oleh penyaluran dan proses pengatur beban di Sumatera,” kata Arief. [Aidil Saputra]

Related posts