Ohio (KANALACEH.COM) – Penembakan mati seekor gorila di Kebun Binatang Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat (AS) demi menyelamatkan bocah empat tahun yang jatuh ke kandangnya, memicu kemarahan publik. Namun pihak kebun binatang menyebut penembakan itu sudah tepat.
Lebih dari 2.000 orang menandatangani petisi pada situs Change.org yang isinya mengkritik keras keputusan Kepolisian Cincinnati dan pihak kebun binatang untuk menembak mati si gorila. Mereka menuding orang tua bocah itu yang bertanggung jawab atas insiden yang menimpa anaknya.
“(Orang tua bocah itu harus) Diadili atas tindakan mereka tidak mengawasi anak mereka,” demikian pernyataan petisi itu seperti dilansir Reuters, Senin (30/5).
Dalam pernyataannya, Minggu (29/5), kepolisian Cincinnati menyatakan kedua orang tua balita itu belum dijerat dakwaan pidana apapun terkait insiden ini. Namun dakwaan pidana bisa saja dijeratkan oleh kantor jaksa Hamilton County, meskipun juru bicara kantor jaksa tersebut enggan berkomentar banyak. Otoritas setempat tidak merilis identitas balita itu maupun orang tuanya. Keluarga balita itu belum bisa dimintai komentar.
Halaman Facabook berjudul ‘Justice for Harambe‘ yang memiliki lebih dari 3 ribu likes, muncul pada Minggu (29/5) sore waktu setempat, setelah gorila seberat 181 kilogram ditembak mati. Penembakan dilakukan selang 10 menit setelah bocah 4 tahun jatuh ke dalam kandang dan diseret si gorila.
Gorila bernama Harambe itu merupakan jenis gorila dataran rendah dan termasuk spesies langka. Pihak kebun binatang awalnya berniat memanfaatkan gorila itu untuk pengembangbiakan.
“Jika kita berpikir, bisa diterima untuk membunuh seekor gorila yang tidak melakukan kesalahan apapun, saya pikir kota kita tidak seharusnya memiliki gorila,” sebut komentar yang ditulis Manvinder Singh dalam halaman Facebook itu.
“Seekor gorila berusia 17 tahun bernama Harambe mati dan seorang anak ada di rumah sakit. Kenapa? Gorila dataran rendah barat merupakan binatang yang lembut. Mereka tidak menyerang kecuali terprovokasi,” sebut blogger Jennife O’Connor dalam situs People for the Ethical Treatment of Animals.
Saksi mata menuturkan, bocah 4 tahun itu berulang kali mengatakan ingin bergabung dengan gorila di dalam kandang. Beberapa saat kemudian, bocah itu merangkak melalui pagar dan jatuh ke dalam kandang setinggi 3,7 meter. Harambe kemudian membawa bocah itu.
Direktur kebun binatang, Thane Maynard, bersikeras keputusan menembak gorila itu sudah tepat karena nyawa si balita terselamatkan. Mereka memilih tidak menggunakan peluru bius karena akan memakan waktu bagi obat bius itu bekerja dan melumpuhkan si gorila. Balita itu dilarikan ke rumah sakit setempat untuk menjalani perawatan medis atas sejumlah luka yang tidak membahayakan nyawanya. [Detik]