Warga Singkil minta pemerintah perbaiki jembatan evakuasi tsunami

Kondisi Jembatan pulo sarok yang menghubungkannya ke desa-desa lainnya juga menghubungkan desa tersebut ke jalur evakuasi tsunami. (Antara)

Singkil (KANALACEH.COM) – Warga minta agar pemerintah jembatan evakuasi tsunami di Desa Pulo Sarok, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, untuk diperbaiki karena kondisinya rusak parah dan sangat memprihatinkan.

“Kami berharap instansi terkait khususnya Dinas PU terjun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi jembatan Pulosarok yang sudah mulai lapuk, karena keberadaannya sangat dibutuhkan warga,” kata tokoh masyarakat, Sukriadi di Desa Pulo Sarok, Aceh Singkil, Jumat (3/6).

Jembatan berkontruksi kayu yang diperkirakan panjangnya hanya 15 meter dan lebar 4 meter menghubungkan empat desa di Kecamatan Singkil dan juga merupakan salah satu lintasan menuju jalur evakuasi tsunami.

Jembatan tersebut, kata Sukriadi, sudah pernah dibangun hanya saja bukan dibuat berbahan beton, melainkan dari bahan konstruksi kayu, sehingga kayunya saat ini sudah lapuk.

“Kita tidak mengetahui master perencana dan perancangnya siapa, kenapa tidak berpikir jangka panjang. Seharusnya, melihat dari fingsinya harus dibangun dengan kontruksi beton, sehingga tahan lama,” ujarnya.

Kemudian, tambah Sukriadi, lampu-lampu penerangan di kawasan jalan pagar pinang dan jalan menuju jalan evakuasi tsunami, sampai saat sekarang ini belum ada tanda-tanda di pasang.

“Seharusnya pemasangan lampu-lampu penerangan di kawasan yang rawan itu segera ditindak lanjuti. Dan juga rerumputan dan semak belukar di sekitar kawasan tersebut juga sudah mulai panjang sampai merambat ke bahu jalan, dan merupakan tanggungjawab dan tugas Bapedalda,” kata Sukriadi.

Sementara itu, salah seorang warga Kuta Simboling, Aceh Singkil, Sahirudin Pohan menyatakan, di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Kuta Simboling kini banyak ditumbuhi gulma jenis eceng gondok, sehingga terkesan jorok.

Selain itu, warga yang menggantungkan hidup kesehariannya terhadap suangi itu tak lagi nyaman, sebab selain menghalangi akan kebutuhan mencari ikan, dan mencari lokan, katanya.

Sahirudin mengatakan, selain mengundang gatal-gatal dikulit air sungai itu juga berubah warna hitam sementara warga setempat sangat membutuhkan air bersih untuk mandi dan mencuci pakaian.

Sementara itu, Kepala Dinas Bapedalda Azra’i melalui Kabid Pertamanan dan Kebersihan, Sakin Manik mengatakan, pihaknya akan meninjau ke lapangan di seputaran alur sungai desa Kuta Simboling yang telah membuat resah masyarakat.

“Bila memungkinkan kita usahakan pembersihan, sebelumnya kita juga sampaikan ke Kepala Dinas Bapedalda persoalan itu, supaya hal itu sesegera mungkin ditindak lanjuti,” katanya. [Antara]

Related posts