Hilang di Laut Nias, tiga awak kapal asal Aceh kembali dengan selamat

Dari kiri ke kanan Jiat, Wiro dan Rajikin, Tiga Anak Buah Kapal asal Singkil, Aceh yang kembali dengan selamat. (Kompas)

Gunungsitoli (KANALACEH.COM) – Tiga anak buah kapal asal Singkil, Aceh, ditemukan selamat setelah dikabarkan hilang pada Kamis (23/6). Koordinator Pos SAR Nias, Bobby Purba mengatakan bahwa ketiganya telah kembali dengan selamat pada Selasa (28/6).

Ketiganya awak kapal tersebut bernama Rajikan (50), Wiro (18), dan Jiat (18). Mereka berangkat dari Singkil menuju Haloban pada Kamis pukul 21.00 WIB. Jarak antara Singkil dan Haloban hanya 32 mil laut. “Mereka hanya membawa bekal satu hari,” kata Bobby.

Keesokan harinya, kapal yang mereka gunakan mengalami kerusakan mesin setelah menempuh jarak 12 mil laut, yakni antara Singkil dan Palambak.

“Sempat mengganti mesin, namun mesin yang diganti tidak berisi oli,” kata Bobby.

Pada saat bersamaan, cuaca buruk di lautan dan kapal mendapat angin utara sehingga mereka terbawa arus menuju selatan.

Salah seorang ABK menghubungi sanak saudara di Haloban dan mengatakan mereka terseret arus badai gelombang besar.

“Korban menghubungi Saudara Fambo untuk antar oli. Namun, badai menghambat laju kapal Saudara Fambo dan tiba di lokasi yang disepakati pada jam delapan malam, namun fambo tiba di lokasi tidak menemukan para korban,” tutur Bobby.

Ketiganya terbawa arus menuju perairan Lahewa di Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Mereka mengharap ada nelayan yang melintas, tetapi tidak ada yang melaut karena cuaca buruk.

Pada Minggu sore, satu telepon seluler milik korban mendapat jaringan komunikasi dan ia menyampaikan pesan kepada saudara mereka di Pulau Nias bahwa mereka terseret arus dan tidak mengetahui lokasinya di mana.

Tim pencari terdiri dari Basarnas asal Aceh, Sibolga, Nias, TNI AL, Polairud, dan warga sempat menggunakan dua boat ditambah satu unit RIB 400 PK serta mendapat tambahan bantuan dari Pos SAR Sibolga dengan menurunkan satu KN SAR Nakula 230 dengan personel sebanyak 20 orang.

Mereka kesulitan menelusuri titik awal pencarian, mengingat informasi yang mereka terima dari keluarga korban masih berupa perkiraan.

Keluarga korban tak mengetahui pasti titik awal lokasi pencarian saat korban tersebut mengalami kerusakan mesin.

“Akibat kehabisan baterai handphone, komunikasi pun terputus, dan ketiganya terbawa arus kembali,” kata Bobby.

Pada Senin (27/6) sekitar pukul 14.00 WIB korban berjumpa dengan salah satu perahu nelayan asal Nias. Korban meminta air minum dan sedikit oli kotor.

Pada pukul 15.00, korban kembali melanjutkan perjalanan menuju Haloban tanpa menyinggahi daratan Pulau Nias.

Kapal pengangkut pasir sirtu dan batu bata tersebut tiba dengan selamat di Pelabuhan Haloban, Aceh, Selasa pukul 11.30 WIB.

Saat tiba di rumah Fambo, ketiga korban langsung diperiksa kesehatannya. Rajikin mengalami peningkatan asam lambung dan tekanan darah hanya 90. Wiro (18) mengalami luka ringan akibat terjepit di salah satu mesin saat mengganti mesin. Adapun Jiat (18) dalam keadaan sehat.

“Mengingat korban yang hilang di laut selama 111 jam atau hampir enam hari dan kembali dengan selamat di Haloban, Aceh, sehingga operasi pencarian orang hilang pun kita tutup,” kata Bobby. [Kompas]

 

Related posts