KBRI Myanmar: Belum ada laporan WNI jadi korban gempa 6,8 SR

Dubes RI untuk Myanmar, Ito Sumardi. (Detik)

Yangon (KANALACEH.COM) – Gempa bumi 6,8 Skala Richter (SR) mengguncang Myanmar sore tadi. Pihak KBRI belum mendapatkan data adanya WNI yang menjadi korban akibat gempa ini.

“Kita masih update terus. Belum ada indikasi warga Indonesia yang menjadi korban,” ungkap Duta Besar RI untuk Myanmar, Ito Sumardi saat menerima delegasi parlemen Indonesia di Yangon, Myanmar, Rabu (24/8) malam.

Pusat gempa berjarak 143 km sebelah barat kota Meiktila pada kedalaman 84 kilometer. Tepatnya berada di dekat Chauk, kota dekat Sungai Irrawaddy yang berjarak beberapa ratus kilometer dari ibu kota Myanmar, Naypyidaw.

Menurut Ito, gempa kali ini di Myamar terbilang cukup besar hingga sejumlah Pagoda mengalami kerusakan. Namun getarannya tidak terlalu terasa di Yangon.

“Cukup besar. Selama ini gempa jarang yang ada kerusakan Pagoda. Tapi di Yangon hanya getaran sedikit, dan sebentar,” tuturnya.

“Ada beberapa Pagoda di Bagan yg mengalami kerusakan. Bagan dibagi menjadi dua, Bagan baru dan Bagan Lama. Bagan Lama dipugar untuk menjadi tempat wisata turis,” imbuh Ito.

WNI sendiri disebutnya sedikit sekali yang tinggal di daerah Bagan. Ito mengatakan, mayoritas WNI yang ada di Myanmar tinggal di daerah Yangon.

“Daerah Bagan hampir enggak ada WNI yang tinggal di sana karena daerah wisata. Dari laporan di lapangan, korban kebanyakan pendudukan lokal dan kemungkinan turis. Tadi gempa jam 5 sore, turis masih banyak,” jelas mantan Kabareskrim Polri ini.

“WNI di sini rata-rata pekerjaan kemungkinan kecil ada korban. Kami sudah cek perwakilan di sana, belum ada laporan. Tapi kami terus update,” tambah Ito.

Gempa di Myanmar ini juga terasa hingga Bangkok, Bangladesh, bahkan India. Setidaknya 20 orang di Bangladesh mengalami luka-luka saat berlarian ke jalan untuk menyelamatkan diri. [Detik]

Related posts