Potensi perikanan di Aceh Besar dapat dikembangkan dalam skala industri

Ilustrasi ikan. (Antara Foto)

Jantho (KANALACEH.COM) – Potensi perikanan di Aceh Besar dapat dikembangkan dalam skala industri untuk memberikan nilai pendapatan yang lebih baik bagi para nelayan.

Hasil tangkap nelayan masih terbatas karena menggunakan boat kecil hingga maksimum 50 GT.

“Selama ini nelayan kita hanya menangkap ikan secara tradisional. Ini perlu ditingkatkan dengan teknologi yang modern untuk mendapatkan hasil tangkap yang lebih maksimal,” demikian dikatakan Saifuddin Yahya setelah acara silaturrahmi dengan warga Pulo Breuh, Senin (22/8) malam.

Hadir pada silaturrahmi ini sekitar seribuan warga kecamatan Pulo Aceh dari Pulo Breuh dan Pulo Nasi. Acara yang diisi dengan dakwah Islam oleh Tgk Sri Dermawan.

Menurut, calon kandidat bupati Aceh Besar ini, wilayah Aceh Besar adalah satu-satunya kabupaten yang memiliki dua laut dengan potensi perikanan sangat besar, yaitu Selat Malaka dan Samudera Hindia.

“Potensi perikanan Aceh Besar tersebar sepanjang pesisir dari Lhoong, Pulo Aceh hingga Lampanah Leungah. Pulo Aceh dapat menjadi sentra industri perikanan karena letaknya di tengah lautan yang diapit dua laut,” kata Saifuddin, yang akan mencalonkan diri sebagai Bupati untuk periode 2017-2022.

Selama berada di Pulo Aceh, Saifuddin Yahya yang biasa disapa Pak Cek ini berdialog dengan keuchik dari 17 desa di Pulo Aceh terkait pembangunan infrastruktur, perekononomian dan pendidikan masyarakat.

Lak Cek dalam kujunjungannya ini juga didampingi oleh Camat Kecamatan Pulo Aceh, Imum Mukim dan perwakilan Badan Pengelolaan Kawasan Sabang (BPKS).

“Infrastruktur jalan dan dermaga yang dibangun BPKS di kawasan Meulingge sudah cukup bagus. Ini perlu kita dorong agar masyarakat siap menghidupkan sektor pariwisata. Ke Iboih, Sabang hanya sekitar satu jam dari Rinon, Pulo Aceh. Wisatawan domestik dan turis asing juga bisa diajak menikmati keindahan Pulo Breuh,” kata Pak Cek.

Menurut anggota DPRK Aceh Besar, Gunawan, yang mendampingi Pak Cek, sebenarnya tidak begitu sulit mengembangkan potensi Pulau Aceh.

Keseriusan pemerintah dan legislatif untuk membuka keterisoliran kecamatan Pulo Aceh dapat digenjot dengan mendukung kelancaran transportasi laut antar pulau.

“Transportasi menjadi kendala utama ke pulau Aceh selama ini. Perlu ada ferry khusus untuk barang dan penumpang yang dapat melayani rute Banda Aceh – Pulau Nasi dan Sabang. Perlu subsidi dan promosi khusus untuk membuka dan menggenjot rute ini agar pulau ini bisa hidup ekonominya,” kata Gunawan yang menjabat sebagai Sekretaris Komisi C di DPRK Aceh Besar.

Disamping itu, Gunawan juga mengingatkan, infrastruktur transportasi darat juga sangat penting untuk dibenahi dan sempurnakan. Selama ini jalan lingkar pulau Aceh ditangani oleh BPKS. [Aidil/rel]

Related posts