Mahasiswa Unida akhiri KKM di Lamteuba

Mahasiswa KKM di pedalaman kawasan Lamteuba, Aceh Besar, Senin (26/9). (Ist)

Aceh Besar (KANALACEH.COM) – Sebanyak 184 orang mahasiswa Universitas Iskandar Muda (Unida) Banda Aceh, mengakhiri kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di pedalaman kawasan Lamteuba, Aceh Besar, Senin (26/9).

Rektor Unida Banda Aceh, Prof Syafie Ibrahim, mengatakan mahasiswa Unida telah usai melakukan pengabdian dan berbagai program kerja guna membantu masyarakat di kawasan Lamteuba.

“Selain bagian dari akademik, kehadiran mahasiswa melakukan KKM di Lamteuba guna membantu dan menjalankan program kerja pemberdayaan masyarakat serta memperbaiki infrastruktur di sana,” katanya.

Selama sebulan di Lamteuba, lima kelompok KKM yang ditempatkan di sana telah melakukan perubahan yang baik. Atas inisiatif sendiri, mereka turut merenovasi rumah warga miskin di sana.

“Dengan kemampuan dan inisiatif sendiri, mahasiswa Unida menggalang dana dan memperbaiki rumah warga miskin di gampong Lamteuba Droe,” sebutnya.

Sementara itu, ketua kelompok 3 mahasiswa Unida yang di tempat di Gampong Puloe, Lamteuba, Fajar Muharram mengaku masyarakat setempat sangat antusias dengan kehadiran mahasiswa Unida. Bahkan, mereka terus mendampingi mahasiswa hingga program kerja berjalan lancar.

“Masyarakat sangat responsif dengan program kerja yang kami lakukan. Sehingga kegiatan kami berjalan sesuai perencanaan,” sebutnya.

Ia menjelaskan kelompok KKM di Gampong Poloe rutin melakukan gotong royong. Bahkan mereka turut memperbaiki aliran sumber mata air di lereng Gunung Seulawah.

“Kegiatan rutin gotong royong, melakukan renovasi meunasah, pemasangan nama dusun gampong, pamflet selamat datang dan memperbaiki struktur gampong. Bahkan kami naik ke lereng gunung memperbaiki pipa sumber mata air untuk kebutuhan air masyarakat setempat,” terangnya.

Menurutnya, usai salat Zuzur anak-anak gampong setempat juga diajarkan mengaji dan mengulangi mata pelajaran sekolah.

“Puluhan anak anak antusias mengikuti belajar ngaji dan mengulangi pelajaran sekolah bersama kami. Mereka dibagi dalam beberapa kelompok,” jelasnya.

Fajar berharap, pemerintah lebih peduli terhadap keberadaan gampong-gampong yang berada di daerah tertinggal terdepan dan terluar (3T). Kenyataanya keberadaan daerah tersebut luput dari perhatian pemerintah.

“Seharusnya pemerintah bisa melihat kondisi gampong-gampong di kawasan Lamteuba. Akses jalan ke sana sangat parah, jalan rusak dan berdebu,” katanya. [Sammy/rel]

Related posts