Terdesak biaya persalinan, orangtua jajakan bayinya Rp39 juta di Facebook

Januar yang nyaris menjual bayinya melalui Facebook karena terdesak biaya persainan operasi caesar dan perawatan bayinya yang lahir prematur. (Kompas)

Makassar (KANALACEH.COM) – Lantaran terdesak dengan biaya persalinan yang sangat besar di RS Universitas Hasanuddin (Unhas), orangtua menjajakan bayinya seharga Rp39 juta melalui Facebook.

Penjualan bayi yang baru dilahirkan secara caesar ini pun dipublikasikan ke media sosial. Dalam postingan di Facebook dengan akun Muhammad Ali, tercantum foto bayi perempuan diberi nama Farida Auliyah Khumairah yang lahir pada hari Minggu (17/9).

Turut serta dicantumkan foto surat perjanjian kedua orangtua bayi, Januar dan Andi Indra Ayu yang dibubuhi materai 6000. Surat itu ditandatangani kedua orangtua bayi tertanggal 28 September 2016 dan kemudian dipublikasikan ke media sosial.

Surat orangtua bayi dijual lewat Facebook itu berisikan “Dengan ini menyampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia, bahwa anak kami dengan data tersebut di atas, akan kami jual. Karena untuk membayar tagihan rumah sakit yang tak sanggup kami bayar, kami sebagai rakyat kecil ingin menyampaikan bahwa anak kami telah lahir prematur dan harus diberikan pelayanan media inkubator dan alat bantu pernapasan dengan rincian biaya Rp 2juta perhari dan biaya yang terhitung sejak anak kami lahir hingga surat ini kami buat yaitu sebesar Rp 39 juta,” tulis kedua orangtua bayi itu.

Dalam suratnya, kedua orangtua bayi juga menyebut nomor kontak yang bisa dihubungi jika ada pihak berminat membeli anaknya.

“Setelah bapak/ibu melakukan pembayaran maka hak atas anak kami juga berganti menjadi milik Anda sepenuhnya,” tulisnya lagi dalam akun Facebook.

Saat ditemui di RS Unhas, Jumat (30/9), Januar (27), warga Makassar, mengaku terdesak dengan biaya persalinan dan perawatan anaknya yang lahir prematur. Biaya operasi caesar istrinya, Andi Indra Ayu (26) dan perawatan anaknya mencapai Rp39 juta.

“Saya syok dan stres, Pak, karena biayanya besar sekali, sedangkan saya ini orang kecil. Saya kaget lihat tagihan Rp39 juta, itu pun anak saya belum sembuh total dan biayanya masih terus bertambah. Jadi saya terpaksa posting di Facebook bahwa siapa yang bisa membayar biaya sebesar Rp39 juta, anak pertama saya itu akan menjadi haknya sepenuhnya,” ungkap Januar.

Dia menjelaskan, dirinya baru mendaftar di BPJS pada 17 September 2016 lalu. Kemudian istrinya melahirkan pada 19 September 2016 dan baru bisa aktif BPJS nya pada 3 November 2016.

“Dari kasus ini, kami semua harus belajar. Ada kondisi darurat yang tidak mesti berdasarkan aturan-aturan. Seandainya langsung aktif itu BPJS, tidak mungkin saya kebingungan cari uang dan tidak menjual bayi saya. Tapi untung sudah selesai, saya dibantu oleh RS Unhas menyelesaikan administrasi dengan BPJS,” tuturnya. [Kompas]

Related posts