UIN Ar-Raniry harus jadi pusat pengembangan peradaban Islam di Dunia

Gubernur Aceh, Zaini Abdullah didampingi Rektor UIN Ar-Raniry, Farid Wajdi Ibrahim menyematkan pin kepada peraih penghargaan Ar-Raniry, Award, Tgk. H Nuruzzahri Yahya (Waled Nu) pada kegiatan Dies Natalis Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry ke-53 di Auditorium Prof Ali Hasjmy, Darussalam, Banda Aceh, Selasa (18/10). (ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Gubernur Aceh, Zaini Abdullah menyebutkan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry adalah kampus Islam terbaik di Aceh. Karena itu, gubernur meminta agar kampus biru ini terus melahirkan terobosan-terobosan baru yang mampu mengangkat citra UIN, sehingga perguruan tinggi ini bisa menjadi kampus Islam terbaik di Indonesia, Asia bahkan dunia.

“UIN Ar-Raniry haruslah menjadi pusat pengembangan peradaban Islam dan menjadi perguruan tinggi Islam terbaik di Indonesia, Asia dan dunia,” ujar gubernur dalam Rapat Senat Terbuka dalam rangka Ulang Tahun Universitas Islam Negeri Ar-Raniry yang ke 53, di Auditorium Ali Hasymi, Selasa (18/10).

Gubernur yang didaulat sebagai Ketua dewan kurator dalam rapat senat tersebut, menyebutkan, ia percaya bahwa banyak tangan-tangan terampil di kampus Ar-Raniry yang mampu menjadi pelopor dalam pembangunan Aceh berbasiskan pada peradaban Islam. Karena itu, sebagai kampus Islam tertua di Aceh, UIN harus terus menjadi laboratorium dan pusat pengembangan SDM Aceh yang berperadaban, tangguh dan berdaya saing dalam pembangunan Aceh.

“Tantangan kita adalah bagaimana merespon arus globalisasi peradaban bangsa. Kemajuan teknologi menjadikan dunia semakin dekat dalam genggaman kita. Saya percaya, Kampus UIN punya tangan terampil untuk menjawab semua itu,” ujar gubernur.

Sementara itu, Rektor UIN Ar-Raniry, Profesor Farid Wajdi, menyebutkan bahwa Kampus UIN Ar-Raniry mempunyai 1.402.000 dosen dan karyawan. 19 di antaranya dengan kualifikafi Profesor, dan 126 bergelar Doktor.

Kampus UIN, lanjut Prof. Farid telah mencetak 28 ribu alumnus (catatan alumnus 1987-2016). Para alumnus tersebut, kata Prof. Farid adalah tenaga yang siap menjadi pemimpin ke depan. “Kampus kita melahirkan banyak pemimpin Muslim yang mampu menjawab permasalahan di masa depan.
Sumber Daya Manusia kita sangat bisa untuk dipakai untuk berdiskusi menjawab berbagai persoalan zaman,” ujar Farid.

Selanjutnya, kampus UIN juga memiliki pusat bahasa Cina. Tercatat hampir 10 alumnus UIN yang dikirim untuk belajar ke negeri Cheng Ho ini setiap tahunnya.

Rektor Farid menambahkan, seiring perubahan status IAIN menjadi UIN pada tahun 2013 lalu, juga diikuti dengan beragam perubahan lainnya, termasuk logo yang saat ini banyak memunculkan protes termasuk oleh mahasiswa. Farid menjelaskan, logo yang telah dimenangkan dalam sayembara desain belumlah final. Logo tersebut akan dimodifikasi kembali sebelum ditetapkan sebagai logo kampus Islam itu.

“Mungkin finalnya 1-2 tahun lagi. Pengesahannya nanti setelah modifikasi dan kita masukkan nilai keislaman dan pendidikan,” ujar Rektor Farid.

Serahkan penghargaan

Gubernur Aceh sebagai Ketua Dewan Kurator bersama Rektor UIN Ar-Raniry di kesempatan tersebut juga menyerahkan penghargaan kepada tokoh-tokoh yang berkomitmen pada dunia pendidikan di Aceh khususnya pada pengembangan Kampus Ar-Raniry.

Diantara penghargaan tersebut adalah penghargaan Ar-Raniry award yang diberikan kepada H. Nurzahri Yahya dan Sulaiman Abda. Kepada keduanya, kampus Darussalam ini memberikan pin rams berlogo UIN Ar-Raniry beserta piagam penghargaan.

Selanjutnya adalah pengukuhan agen perubahan. Para tokoh yang dikukuhkan tersebut adalah Al Yasa Abu Bakar, Nursalmi Mahdi, Khatib, Hasnawati, Fadhli, dan Askia.

Selanjutnya Kampus Ar-Raniry juga menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba desain logo UIN Ar-Raniry. Juara pertama dimenangkan oleh Fandy Diandline Wide Anugerah asal Malang Jawa Timur, selanjutnya juara kedua diraih Arie Iskandar asal Cunda Lhokseumawe serta Martunis asal Banda Aceh sebagai juara tiga.[Randi/rel]

Related posts