Latihan ini bisa naikkan jumlah sperma

(KANALACEH.COM) – Banyak yang bilang bahwa sperma adalah masa depan kaum pria. Tak heran banyak pria di dunia ini yang halalkan segala cara dari makan-makanan bergizi, olahraga teratur, hingga telan suplemen-suplemen.

Sebenarnya, olahraga macam apa yang disarankan untuk bisa tingkatkan jumlah sperma?

Periset di Harvard University menjelaskan, angkat beban jadi salah satu aktifitas fisik yang mampu mendongkrak kuantitas sperma. Pria yang rutin angkat beban tujuh jam seminggu (1 jam sehari) diklaim punya jumlah sperma 48 persen lebih tinggi ketimbang pria yang jarang atau tak pernah melakukannya.

Tingkatkan testosteron

“Angkat besi punya hubungan erat dengan tingkat konsentrasi sperma yang lebih tinggi. Olahraga tersebut dipercaya bisa tingkatkan kadar testosteron serta sensitifitas insulin,” ujar salah seorang peneliti, Audrey Gaskins.

Lantas, adakah olahraga yang bisa turunkan jumlah sperma?

Kata periset, ada! Olahraga tersebut adalah bersepeda. Pria yang bersepeda satu setengah jam atau lebih dalam seminggu punya jumlah sperma 34 persen lebih rendah dibanding pria yang jarang atau tak pernah naik sepeda.

Penyebab utama kondisi tersebut adalah karena meningkatnya suhu skrotum pas bersepeda. “Suhu skrotum bakal naik pas duduk di jok sepeda. Hal itu tentu berpengaruh besar pada kualitas sperma yang dihasilkan,” jelas Audrey.

Dua studi lain yang dirilis bersamaan juga menyebutkan, selain bersepeda, ada pula faktor lain yang jadi pemicu menurunnya jumlah sperma. Faktor yang dimaksud meliputi konsumsi kopi dan alkohol.

Diungkapkan ilmuwan, kedua minuman tersebut sejatinya berpengaruh buruk bagi kualitas dan kuantitas air mani. Hasil tersebut diperoleh setelah mereka melakukan riset terhadap 4.500 orang dari berbagai usia.

Hingga kini, lanjut peneliti, studi terkait pengaruh kafein dan alkohol pada jumlah sperma sangatlah beragam. “Ada banyak makalah yang menyebutkan kedua minuman tersebut rugikan kesuburan. Namun, banyak pula studi yang bilang kafein dapat membantu sperma bergerak lebih cepat,” jelas Dr. Jorge Chavarro, profesor nutrisi di Harvard School of Public Health.[Okezone]

Related posts